Pernyataan tersebut diungkapkan presiden ketiga RI, BJ Habibie, pada acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, Sabtu (23/1/2016) kemarin.
Sosok Habibie yang sudah lama tak aktif hadir kembali di antara kisruhnya kondisi partai pohon beringin itu.
Habibie juga ditunjuk menjadi satu dari sejumlah tokoh senior Partai Golkar yang membentuk Tim Transisi, untuk menjembatani rekonsiliasi dua kubu yang berseteru, yakni Agung Laksono dan Aburizal Bakrie. Habibie bertugas sebagai Pelindung Tim Transisi.
Habibie pun turun gunung dengan menghadiri pembukaan Rapimnas. Lewat pidato singkatnya, Habibie seakan "menampar" nafsu kekuasaan dua tokoh perebut tahta partai tersebut.
Ia dengan tegas mengatakan, Golkar harus dinahkodai sosok pemimpin muda.
"Mumpung Anda masih hidup, bukalah pintu, berikan kepada mereka yang usianya antara 40-60 tahun, harus. Kalau bukan Anda, siapa lagi? Oleh karena itu, Anda harus mengembangkan budaya estafet," kata Habibie.
Aburizal pun mengisyaratkan tak kan lagi menggenggam erat tongkat kepemimpinannya. Begitu pun dari kubu Agung.
Keduanya bersedia turun tahta dan tak maju sebagai calon Ketua Umum partai berlambang pohon beringin itu.
Hingga kini, Rapimnas masih terus bergulir. Rencana Aburizal lengser dari jabatan sempat ditahan. Namun, semangat regenerasi di tubuh partai ini terus menguat.
Sejumlah nama tokoh muda partai digadang-gadang menjadi calon kuat pengganti Aburizal.
Dari kubu Aburizal, sebut saja Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin. Ia menyatakan siap jika dirinya mesti bertarung dalam bursa calon ketua umum Partai Golkar.