Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sinyal 'Reshuffle' Semakin Kuat"

Kompas.com - 20/06/2015, 12:26 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Populi Center Nico Harjanto menilai sinyal reshuffle atau perombakan kabinet semakin kuat. Kemungkinan ini diperkuat dengan langkah Presiden Joko Widodo yang meminta realisasi program serta rencana program ke depan para menteri.

"Saya kira arahnya ke sana (reshuffle) semakin terang benderang seperti sinyal atau pun perintah Jokowi untuk menteri-menterinya kirim sub evaluasi dua halaman," kata Nico dalam diskusi SmartFm, Sabtu (20/6/2015).

Menurut dia, menteri-menteri di bawah Jokowi sebenarnya lebih mudah dalam menjalankan tugasnya. Mereka sebenarnya tidak perlu lagi membuat program besar karena Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla telah membuat kerangka besar program kerja mereka dalam Nawa Cita.

Oleh karena itu, para menteri yang ada saat ini tinggal membuat rencana pelaksanaan program Presiden dan wapres.

"Mereka pelaksana program Presiden, tidak perlu pikirkan lagi konsep besar dari awal dan hanya tinggal eksekusi pelaksanaannya. Misalnya jalan tol pembangunannya sudah berapa persen, dwell time berapa persen, tol laut, kemaritiman, banyak janji-janji yang harus diwujudkan," kata Nico.

Ia juga menilai perombakan kabinet merupakan suatu kebutuhan mengingat banyak program yang belum terealisasi penuh hingga saat ini. Belum lagi ketidakstabilan ekonomi yang terjadi saat ini.

Entah sebelum atau setelah Lebaran, Nico yakin Jokowi akan merombak kabinetnya. "Menteri sudah disuruh kirimkan hasil evaluasi, program yang dikerjakan enam bulan ke depan, kantor staf presiden sudah bagus mengelola datanya, anggarannya berapa, seberapa cepat programnya, sampai sekarang juga masih ada menteri yang belum beres dalam mengisi aselonnya," sambung Nico.

Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Berly Martawardaya menilai ada tiga menteri terancam diganti. Mereka adalah Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Menurut Berly, kinerja tiga orang ini kurang dari target.

"Perindustrian konstruksi tahun lalu 1 persen, sekarang 0,85. Pertanian dari 0,7 jadi, 0,5 persen, perdagangan yang juga tidak begitu tepat (posisinya), 0,8 jadi 0,5. Itu paling jauh, perdagangan domestik ini drop-nya paling jauh, kalau perlu diganti," ucap Berly.

Menurut Berly, belum muncul play maker di bidang perekonomian yang bisa memimpin selama lima tahun ke depan. Padahal program yang disusun tim ekonomi Jokowi-Kalla sudah tepat. Tokoh-tokoh yang ditunjuk Jokowi pun dinilainya sebagai tokoh-tokoh hebat dalam bidang perekonomian.

"Play maker ekonominya belum kelihatan padahal punya pemain dan kebijakan yang baik dan kebijakan sudah on the right track, pinjamannya cepat, konsumsi pembebasan PPN barang elektronik, kemudian investasi ke luar juga semangat tetapi belum ada yang menyajikan itu dengan baik. Misalnya saat kita punya masalah investasi dan ekspor, mungkin khususnya kita harus apresiasi SBY, kalau ada masalah besar, jelas yang merespon Menko Ekonomi atau Stafsus Ekonomi," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com