Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Bank BRI dan TNI AD Tanam Kelor di Perbatasan NKRI–Timor Leste

Kompas.com - 07/04/2015, 08:52 WIB
advertorial

Penulis

Daerah perbatasan merupakan beranda terdepan suatu Negara. Oleh sebab itu, pembangunan dan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat di perbatasan juga harus mendapat perhatian dan penanganan yang memadai.

Selama ini, wilayah perbatasan identik dengan “daerah pinggiran” yang serba terbatas dari berbagai sisi, termasuk dari sisi ekonomi atau kesejahteraan masyarakat. Padahal, kewibawaan suatu Negara, salah satunya ditentukan melalui kemampuannya dalam mengelola wilayah perbatasannya secara efektif, baik dari segi politik, ekonomi, sosial-budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Saat ini, pemerintah terus berupaya menggalakkan program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di beberapa wilayah perbatasan. Seperti yang baru-baru ini dilaksanakan di wilayah terdepan NKRI yang berbatasan dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste (RTDL).

Pada pertengahan Maret 2015, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbksecara nyatamendukungPemerintah RI melalui TNI AD dan pemerintah daerah untuk menjalankan Program Budidaya Tanaman Kelor. Program ini sebagai bagian dari Program Peningkatan Kesejahteraan masyarakat di Desa Kabuna, Kabupaten Belu-Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Acara peresmian Program Budidaya Tanaman Kelor tersebut dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, didampingi Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Torry Djohar Banguntoro, Danjen Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo, Corporate Secretary Bank BRI Budi Satria, Kapolres Belu, Bupati Belu dan beberapa perwakilan dari dinas setempat.

 

Dalam kegiatan ini, BRI memberikan bantuan bina lingkungan senilai lebih dari Rp 1,5 miliar.

“Bantuan tersebut digunakan untuk sewa dan pengolahan lahan tanam seluas 65 hektar, pembibitan, penanaman, serta pemeliharaan tanaman hingga pengolahan hasil produksinya,” jelas Budi.

Budi mengungkapkan, tanaman kelor sengaja dipilih karena tanaman tersebut hanya memerlukan pemeliharaan yang sangat minim dan dapat bertahan pada musim kering yang sangat panjang. Tanaman ini juga cepat tumbuh, berbunga, dan menghasilkan buah sekitar satu tahun sejak ditanam. Di samping itu, selain memberikan manfaat secara ekologis, tanaman kelor juga memberikan manfaat secara ekonomis, diantaranya membuka lapangan kerja.

Senada dengan penuturan Budi, KSAD menuturkan, kelor merupakan‎ tanaman khas NTT dan sangat familiar di kalangan masyarakat. Tanaman ini sangat cocok dengan kondisi di NTT. Kelor juga mempunyai aspek ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, aspek sosial budaya dengan membuka lapangan kerja, dan aspek ekologis yaitu ramah lingkungan.

“Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bank BRI yang telah membantu pelaksanaan budidaya tanaman kelor ini melalui realisasi Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,” tuturnya.

Lebih lanjut Budi menjelaskan, pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility  (CSR) yang diimplementasikan dalam Program BRI Peduli merupakan salah satu wujud peran aktif BRI kepada masyarakat serta lingkungan yang mewadahinya. Dana yang disalurkan melalui program BRI Peduli dialokasikan untuk berbagai sektor, yaitu pendidikan, peningkatan kesehatan, sarana-prasarana umum, sarana ibadah, pelestarian alam, bantuan untuk korban bencana alam, serta bansos untuk pengentasan kemiskinan.

“Dalam pelaksanaan program BRI Peduli, BRI melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal, agar penyaluran dapat tepat sasaran dan tepat guna,” tambah Budi. Ia juga berharap, bantuan yang diberikan oleh BRI melalui program BRI Peduli dapat memberikan manfaat yang besar bagi seluruh lapisan masyarakat.

Informasi mengenai BRI dan kegiatan CSR BRI dapat diakses melalui situs www.bri.co.id atau www.bangga-berindonesia.com. (Adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com