Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Masyarakat Sesalkan Sikap Polri yang Periksa Kompolnas

Kompas.com - 27/08/2014, 15:43 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Koalisi masyarakat sipil tolak kriminalisasi Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyayangkan langkah Kepolisian RI yang memeriksa anggota Kompolnas, Adrianus Meliala. Koalisi menilai langkah tersebut sebagai suatu upaya untuk mengkriminalisasi Kompolnas.

"Dari kasus ini terlihat Polri semakin otoriter dan tidak bisa lagi dikritik, terutama jika menjadikan Adrianus sebagai tersangka dalam kasus fitnah," kata salah seorang anggota Koalisi, Neta S Pane, di Sekretariat Kompolnas, Rabu (27/8/2014).

Neta mengungkapkan, Polri arogan dalam menyikapi pernyataan Adrianus dalam sebuah wawancara dengan salah satu televisi swasta beberapa waktu lalu. Dalam wawancara tersebut, Adrianus mengibaratkan salah satu badan Polri sebagai mesin ATM bagi institusi tersebut ketika dimintai tanggapan atas kasus yang melibatkan oknum aparat kepolisian di Bandung, Jawa Barat.

"Kalau Kompolnas saja dikriminalisasi, bagaimana kita? Ini harus kita lawan," ujar Neta.

Sementara itu, anggota koalisi lainnya, Ray Rangkuti, mengatakan, Polri seolah ingin menunjukkan kekuatannya terhadap Kompolnas.

Polri, menurut Ray, menganggap bahwa Kompolnas berada di bawah institusi itu. Padahal, seharusnya, Kompolnas bertindak sebagai mitra kerja Polri. Dalam tataran tertentu, Ray mengatakan, kedudukan Kompolnas berada di atas Polri. Pasalnya, lembaga itu bertugas untuk mengawasi kinerja Polri.

"Hanya karena pernyataan beliau di salah satu televisi, kemudian dia dipanggil, ini seolah memberi kesan bahwa Kompolnas di bawah kepolisian," ujarnya.

Baca juga : Dilaporkan oleh Polri, Anggota Kompolnas Adrianus Meliala Penuhi Panggilan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com