Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Prabowo Nilai Form C1 Tak Aman dan Rentan Duplikasi

Kompas.com - 13/08/2014, 21:51 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Tim Prabowo-Hatta meragukan sistem pengamanan yang digunakan Komisi Pemilihan Umum didalam formulir C1. Mereka menilai, sistem pengamanan formulir C1 sudah bocor ke publik dan mudah untuk diduplikasi oleh siapa saja.

Dalam konferensi pers di Hotel Intercontinental, Jakarta Pusat, Rabu (13/8/2014) malam, Koordinator Tim Advokasi Prabowo-Hatta, Mahendrahatta menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan riset terhadap pengamanan form C1. Salah satu relawan dari Tim Prabowo-Hatta, Fahrurozy kemudian ditugaskan untuk menjelaskan.

"Beberapa waktu lalu, sistem KPU dan email beberapa Komisioner KPU bobol. Ada blog yang mengatakan sistem IT KPU rentan dan sangat mungkin untuk diretas," kata Fahrurozy.

Fahrurozy menjelaskan, dalam form C1 terdapat sistem pengamanan berupa mikroteks yang diletakkan di bagian-bagian tertentu formulir. Pengamanan dengan mikroteks tersebut layaknya pengamanan di uang kertas.

Namun, belakangan rahasia mengenai mikroteks itu bocor dan tersebar luas di internet.

"Apabila spesifikasi teknis pengaman bocor artinya form C1 itu sangat dimungkinkan untuk diduplikasi baik pihak luar atau dalam KPU," ujarnya.

Selain itu, lanjut Rozy, ada juga pengamanan berupa hologram. Namun pengamanan itu juga bisa dengan mudah ditembus karena hanya sekedar ditempel di form, bukan ditanam. Rozy lalu menunjukkan form C1 plano duplikasi dan mempersilakan wartawan untuk melihat mikroteks menggunakan kaca pembesar.

Dari pengamatan dengan kaca pembesar itu, terdapat teks kecil di beberapa bagian kertas. Dengan bocornya spesifikasi pengamanan ini, sambung Rozy, siapa pun bisa mencetak form C1 yang sama persis dengan milik KPU.

Mahendra menjelaskan, nantinya bisa saja pihak KPU, Prabowo-Hatta, dan Jokowi-JK saling mengklaim jumlah perolehan suara di tiap TPS berdasarkan form C1 yang entah asli atau palsu. Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang juga hadir dalam konferensi pers tersebut menyatakan bahwa masalah keamanan C1 itu akan diajukan ke DKPP dan MK.

"Mikoteks dan hologram yang tidak aman itu sudah diajukan tadi di DKPP dan saya kira dalam beberapa hari akan diajukan di MK. Ini membuktikan bahwa alat pengaman tidak aman dan telah bocor melalui internet. Dan orang awam bisa mencetak form c1 dengan cukup mudah. Berarti keutuhan alat pemilihan form c1 sangat diragukan otentiknya," ujar Hashim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Nasional
PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

PDI-P Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Maruarar Sirait: Masalah Internal Harus Dihormati

Nasional
Maruarar Sirait Dukung Jokowi Jadi Penasihat di Pemerintahan Prabowo

Maruarar Sirait Dukung Jokowi Jadi Penasihat di Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pesawat Latih Jatuh di BSD, 3 Korban Tewas Merupakan Penerbang, Penumpang, dan Mekanik

Pesawat Latih Jatuh di BSD, 3 Korban Tewas Merupakan Penerbang, Penumpang, dan Mekanik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com