"Kalau Pak Prabowo dianggap langgar HAM, saya selalu ungkapkan, soldier never make mistake, prajurit enggak pernah salah. Yang salah komandannya, ya Pak Wiranto," ujar Rachmawati saat menerima kedatangan Mahfud MD di kediamannya, Minggu (22/6/2014).
Rachmawati pun mengaku heran dengan tuduhan pelanggar HAM yang diarahkan kepada Prabowo. Pasalnya, kasus-kasus HAM itu kasus lama dan baru dipersoalkan sekarang. "Ketika Prabowo disandingkan dengan Megawati, tidak diungkap peristiwa itu," ujar adik Megawati ini.
Menurut dia, Wiranto sebaiknya tidak mengeluarkan pernyataan sendiri yang justru bisa berbalik arah menyerangnya. Wiranto, kata Rachmawati, juga tidak menjelaskan secara spesifik bahwa sebagai tentara, ada yang namanya Undang-undang Subversif yang memperbolehkan tentara untuk mengambil langkah apa pun untuk mengamankan negara.
"Ini (UU Subversif) yang tidak dijelaskan Wiranto," kata Rachmawati.
Sebelumnya, Wiranto menggelar jumpa pers menyikapi beredarnya dokumen yang disebut sebagai surat keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Wiranto meminta agar masyarakat tidak meributkan asli atau tidaknya dokumen itu. Namun, dia meminta agar masyarakat lebih memperhatikan soal substansi isi dokumen itu yang menjatuhkan hukuman kepada Prabowo.
Wiranto mengungkap Prabowo terbukti bersalah melakukan penculikan terhadap sembilan orang aktivis. Penculikan itu dilakukan Prabowo atas dasar inisiatifnya pribadi. Atas kasus ini, Prabowo pun akhirnya diberhentikan sebagai prajurit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.