Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Kalau Bagus seperti Pak SBY, Masa Enggak Boleh Presiden Tiga Periode?

Kompas.com - 21/04/2014, 19:25 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku tak setuju dengan pernyataan Sekjen DPP Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy yang ingin mengusung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam Pilpres 2014. Menurut Ruhut, tidak mungkin SBY yang sudah dua periode menjabat sebagai presiden lalu turun jabatan menjadi cawapres.

"Tidak begitulah. Pantasnya SBY itu jadi capres lagi, bukan cawapres. Masa jadi cawapres sih," kata Ruhut saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/4/2014).

Ruhut pun mengaku menyayangkan aturan yang mengatur seseorang hanya bisa menjabat sebagai presiden selama dua periode. Ruhut mengaku sering membicarakan ide untuk mengamandemen UUD 1945 dengan para koleganya di DPR sehingga peraturan itu bisa direvisi.

"Kalau bagus seperti Pak SBY, masa cuma boleh dua periode? Masa enggak boleh (presiden) sampai tiga periode. Jadi terima kasih kepada Bung Romy, Sekjen PPP yang sekarang sudah digusur oleh SDA (Suryadharma Ali). Benahi dulu intern PPP, baru urus yang lain-lainnyalah," ucap Ruhut.

Meski tak setuju dengan wacana menjadikan SBY cawapres, Ruhut mengaku setuju dengan pernyataan Romy yang menyebut SBY masih disenangi oleh rakyat. "Betul itu, 30 persen lebih rakyat saat ini masih cinta dengan SBY. Walau partai cuma dapat 10 persen, SBY sendiri itu masih bisa dapat 30 persen," ujarnya.

Ke depannya, jika PPP bersama parta-partai Islam lainnya ingin berkoalisi dengan Partai Demokrat, Ruhut mengaku bahwa partainya terbuka. Namun, kata Ruhut, Demokrat akan mengusung pemenang Konvensi Capres Partai Demokrat. Pemenangnya akan diusung sebagai capres.

"Konvensi akan terus dilanjutkan. Namanya konvensi capres, harus diusung sebagai capres juga dong, bukan cawapres. Nanti cawapresnya biar mereka yang menentukan siapa," kata Ruhut.

Sebelumnya, Romy ingin PPP beserta partai Islam lainnya berkoalisi bersama Partai Demokrat dengan mengusung SBY sebagai cawapres. Menurut Romy, saat ini sudah ada tiga kekuatan besar yang akan bersaing dalam pilpres mendatang, yakni Joko Widodo (bakal capres PDI-P), Prabowo Subianto (bakal capres Partai Gerindra), dan Aburizal Bakrie (bakal capres Partai Golkar).

Namun, jika partai Islam bersatu dengan Partai Demokrat dan mengusung SBY sebagai cawapres, menurutnya, ketiga calon tersebut bisa dikalahkan. Wacana serupa sudah pernah dilontarkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, dengan berbagai alasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com