Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Langkah, Strategi Koalisi PDI-P Bisa Bubar

Kompas.com - 11/04/2014, 08:08 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Berkaca dari hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) harus berkoalisi untuk mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014. Quick count menunjukkan, perolehan suara PDI-P berada di kisaran 19 persen. Angka ini jauh dari yang ditargetkan, 27 persen suara. Syarat mengusung capres, 20 persen kursi di parlemen atau 25 persen suara sah nasional.

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito mengatakan, PDI-P harus lebih cermat mengambil keputusan terkait koalisi. Jika salah mengambil langkah, maka kemenangan tak akan diraih di arena pilpres.

"Tantangannya sekarang ada di PDI-P bagaimana kemampuan membangun koalisi di pilpres. Mau enggak mau, wajib berkoalisi," kata Arie Sudjito, saat dihubungi, Jumat (11/4/2014).

Koalisi yang dibangun, kata Arie, harus dilakukan dengan partai yang memiliki kesamaan platform. Hal ini akan memudahkan roda pemerintahan yang dibangun sejalan dengan dukungan dari parlemen ketika nantinya memenangkan pertarungan.

Arie menambahkan, gerak PDI-P dalam membangun koalisi bisa lebih mudah seandainya perolehan suara di pemilu legislatif dapat menembus jauh di atas 20 persen. Akan tetapi, menjelang pemilu, PDI-P dinilainya telat memanfaatkan figur Joko Widodo.

"Ini karena telat mengapitalisasi Jokowi. Kalau sudah begini, PDI-P harus tetap kompak, jangan bertubrukan, dan jangan terjebak permainan lawan," kata Arie.

Seperti diberitakan, PDI-P berada di posisi teratas hitung cepat Pemilu Legislatif 2014 dengan perolehan suara di kisaran 18 sampai 20 persen. Angka ini jauh dari target 27,02 persen. Sejumlah kalangan menilai, PDI-P tak berhasil memenuhi target karena tak mampu memaksimalkan "Jokowi Effect". Salah satu penyebabnya, PDI-P dianggap terlambat menetapkan Joko Widodo sebagai bakal calon presiden.

Setelah pemilu legislatif, PDI-P langsung melakukan evaluasi internal dan startegi koalisi. Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Tjahjo Kumolo dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani ditunjuk sebagai ujung tombak dalam melakukan komunikasi politik dengan sejumlah parpol. Sampai saat ini, elite-elite PDI-P telah menjalin komunikasi dengan elite partai lainnya, antara lain Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa, Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Harian Partai Demokrat Sjariefudin Hasan, dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com