Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSN: Mayoritas Warga Jakarta Kurang Setuju Jokowi "Nyapres"

Kompas.com - 09/02/2014, 11:58 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN) menunjukkan, mayoritas warga Jakarta menyatakan kurang setuju atas wacana pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Menurut hasil survei tersebut, ketidakjelasan konsep Jokowi dalam mengatasi banjir dan kemacetan lalu lintas seolah memengaruhi turunnya dukungan publik.

"Mayoritas masyarakat DKI mengaku kurang setuju wacana usung Jokowi, 71,2 mengaku kurang setuju. Hanya 27,5 persen yang mengaku setuju. Dibandingkan Oktober 2013 merosot tajam. Saat itu, 2013, mereka yang setuju 53,8 persen," kata peneliti LSN, Dipa Pradipta, saat merilis hasil survei di Hotel Atlet Century, Jakarta, Minggu (9/2/2014).

Survei ini dilakukan sejak 10 hingga 26 Januari 2014. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka berpedoman kuesioner terhadap 790 responden yang tersebar di lima kotamadya di Jakarta. Populasi dari survei adalah seluruh penduduk Jakarta yang berusia minimal 17 tahun atau mereka yang belum 17 tahun, tetapi sudah menikah.

"Margin of error 3,5 persen, tingkat kepercayaan 95 persen," kata peneliti LSN lainnya, Gema Nusantara.

Hasil lain dari survei ini menyebutkan bahwa responden kurang optimistis jika Jokowi dapat menjadikan Indonesia lebih baik ketika terpilih sebagai presiden nantinya. "Hanya 28,9 persen yang mengaku optimistis Jokowi bisa membuat Indonesia lebih baik," sambung Dipa.

Menurut hasil survel LSN tersebut, mayoritas warga Jakarta kurang setuju jika Jokowi nyapres dengan tiga alasan. Alasan terbanyak, katanya, responden menilai Jokowi harus membuktikan terlebih dahulu kinerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta. "Jika Jokowi berhasil, layak jadi capres 2019 nanti," kata Dipa.

Alasan kedua, lanjutnya, responden menilai Jokowi masih dibutuhkan untuk membenahi Jakarta. Kemudian yang ketiga, menurutnya, responden menilai Jokowi belum cukup berpengalaman untuk memimpin dalam skala nasional dan masih ada tokoh lain yang lebih pantas. "Serta konsep pembangunan Jokowi yang belum jelas," ujar Dipa.

Menurut hasil survei ini, katanya, Megawati Soekarnoputri dianggap responden lebih cocok jadi calon presiden dari PDI Perjuangan.

Dipa juga mengatakan, menurut hasil survei yang dikerjakan lembaganya, kepuasan warga Jakarta terhadap kinerja Jokowi di berbagai bidang semakin merosot. Awal tahun ini, sebanyak 47,5 persen responden mengaku puas dan 46,9 mengaku kurang puas.

Sementara menurut hasil survei yang dilakukan LSN sekitar Oktober 2013, persentase warga DKI Jakarta yang puas terhadap kinerja Jokowi ketika itu sekitar 68,3 persen. "Hampir 16 bulan pimpin Jakarta, Jokowi belum memperlihatkan sinyal jelas Jakarta akan lebih baik daripada masa kepemimpinan gubernur sebelumnya. Banjir, kemacetan, kondisi sekarang tampak lebih buruk. Kesimpulan tersebut tercermin dari hasil survei LSN yang menunjukkan semakin merosotnya kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi dalam berbagai bidang," tutur Dipa.

Menurutnya, survei ini dibiayai Yayasan LSN. Biaya survei ini pun, katanya, tidak besar. "Ini dibiayai Yayasan LSN. Yayasan LSN tidak hanya bergerak di survei, tapi juga kegiatan sosial. Karena regional, biayanya tidak terlalu besar, jadi memang biaya survei ini melalui Yayasan LSN," ucapnya.

Dipa juga mengklaim bahwa lembaga surveinya bukan merupakan tim sukses pihak mana pun yang tengah berencana menjadi capres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Nasional
MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com