Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Terima Dana Gedung DPR, Marzuki Siap Sumpah Pocong

Kompas.com - 10/01/2014, 13:04 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPR Marzuki Alie mengaku sangat terganggu dengan tudingan mantan Direktur Operasional PT Adhi Karya, Teuku Bagus Muhammad Noor, yang mengatakan ia menerima aliran dana dari proyek pembangunan gedung baru DPR. Marzuki pun memanggil pihak konsultan untuk mengklarifikasi sekaligus membantah tudingan tersebut. Konsultan tersebut adalah konsultan perencana proyek pembangunan gedung DPR dari PT Yodya Karya, Rudi Hendarto, dan Manager Operasional PT Ciriasa Jasa, Muhammad Chudrin. Hadir juga Sumirat, yang mewakili Sekretariat Jenderal DPR.

"Saya ingin lembaga ini benar, lembaga ini bersih, itu komitmen saya. Makanya saya undang (konsultan) agar isu ini tidak bergulir, karena kalau terus bergulir, orang akan anggap ini benar," kata Marzuki, dalam pertemuan dengan konsultan, di Ruang Rapat Pimpinan DPR, Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (10/1/2014).

Dalam pertemuan itu, Marzuki bertanya seputar tudingan yang dilontarkan Teuku. Mulai dari adanya uang titipan untuk Marzuki, adanya pertemuan Marzuki dengan para konsultan, sampai kesiapan para konsultan untuk memberikan kesaksian di persidangan.

Dari semua pertanyaan yang diajukan Marzuki, para konsultan mengatakan tak pernah bertemu dengan Marzuki, tidak ada titipan uang, dan siap memberikan kesaksian di persidangan bila diperlukan. Ia mengungkapkan, tudingan yang ditujukan kepadanya sangat kental beraroma fitnah. Akan tetapi, ia mengaku siap menghadapi semua tudingan itu.

"Saya berani bertaruh, carilah kesalahan saya sampai ke dalam laut. Kalau saya ikut main, ngapain saya tegur Ibu Sekjen? Saya siap dikonfrontasi, bertaruh nyawa, atau sumpah pocong, enggak ada masalah," kata Marzuki.

Marzuki mengaku tahu ada dugaan suap dalam rencana proyek pembangunan gedung baru DPR senilai Rp 1,16 triliun itu. Ia mengatakan, dugaan itu diketahuinya setelah ada fraksi yang mendatanginya dan protes karena hanya mendapat bagian sedikit dari rencana proyek tersebut. Mencium gelagat adanya permainan, dia mengaku pernah memanggil peserta tender pembangunan gedung, termasuk PT Adhi Karya.

Marzuki juga mengaku sempat diperiksa KPK pada akhir Oktober 2013 lalu terkait proyek ini. Dia mengatakan, penyidik KPK menanyainya tentang pengeluaran uang BUMN untuk proyek gedung baru DPR. Uang ini, ujar Marzuki, ditengarai adalah suap untuk para anggota Dewan.

Menurutnya, nama-nama anggota Dewan yang diduga menerima suap sudah dikantongi KPK. Proyek yang semula dijadwalkan pada 2011 tersebut akhirnya kandas karena menuai kecaman publik. Marzuki juga mengaku pernah berinisiatif memanggil Teuku ke ruang kerjanya, di Gedung DPR, Jakarta. Pemanggilan Teuku dilakukan atas inisiatif Marzuki untuk menjalankan fungsi pengawasan setelah mengendus adanya permainan dalam proyek pembangunan gedung baru DPR. Hal ini pernah ia sampaikan pada KPK saat dirinya diperiksa sebagai saksi Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam kasus Hambalang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com