Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Enggan Jawab Pertanyaan "Kapan ke KPK?"

Kompas.com - 10/01/2014, 11:13 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Konferensi pers yang diselenggarakan di rumah Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (10/1/2013), tidak menjawab pertanyaan apakah Anas Urbaningrum hadir atau tidak pada pemanggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini.

Selama kurang lebih 30 menit, mantan Ketua Umum Partai Demokrat  itu hanya menjelaskan alasannya tidak memenuhi panggilan KPK selama dua kali.


Setelah konferensi pers usai, wartawan yang merasa pertanyaannya belum terjawab pun langsung berebut menghampirinya untuk menanyakan perihal kehadirannya itu. Namun, Anas enggan menjawabnya dengan tegas. 

"Tadi kan sudah saya bilang saya tahu alamat KPK di Rasuna Said, tidak perlu dijemput," kata Anas. 

Ketika didesak lagi dengan pertanyaan ya atau tidak, Anas enggan menjawab. Dia hanya berjalan terus dengan dikawal para pendukungnya yang terus meneriakkan kata "Allahu Akbar". 

Hingga Anas masuk ke rumahnya, yang berada tepat di sebelah rumah PPI, tak ada jawaban yang keluar dari Anas. 

Padahal, sebelumnya Anas menegaskan kalau tujuan diadakanya konferensi pers adalah untuk menjawab berbagai pertanyaan wartawan yang sudah banyak mencari dan menunggu Anas sejak beberapa waktu lalu. 

Hal serupa pun disampaikan oleh Juru Bicara PPI Tri Dianto. Setelah Anas masuk ke rumahnya, awak media menghampiri Tri yang masih berada di rumah pergerakan. Namun, Tri juga enggan memastikan perihal kehadiran Anas itu. 

"Saya tidak bisa memastikan, tadi kan Mas Anas sudah bilang, dia tahu alamat KPK dan tidak perlu dijemput. Ya silakan artikan sendiri," ujarnya. 

Sebelumnya, Anas tak memenuhi panggilan KPK untuk pemeriksaan yang dijadwalkan pada Selasa (7/1/2014). Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, KPK berkeyakinan Anas akan memenuhi panggilan kali ini.

Johan juga mengatakan, tidak ada persiapan khusus yang dilakukan KPK, baik bila Anas datang maupun tidak. Menurut Johan, belum ada pula persiapan untuk melakukan penjemputan paksa atas Anas. 

Ketidakhadiran Anas pada jadwal pemeriksaan Selasa menggunakan alasan butuh kejelasan tentang "proyek lain" dalam surat panggilan maupun surat perintah penyidikan KPK atas namanya. Kedua surat menyebut Anas sebagai tersangka atas dugaan penerimaan hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek-proyek lainnya yang tidak dirinci. 

Tim kuasa hukum menilai surat panggilan yang tidak merinci proyek- proyek lain tersebut cacat hukum. Tim pengacara Anas lantas mempertanyakan kepada KPK apa yang dimaksud dengan proyek-proyek lain tersebut. 

Sebelumnya, pada 31 Juli 2013, Anas juga tidak memenuhi panggilan pemeriksaan KPK sebagai tersangka. Waktu itu dia beralasan sedang mengikuti kegiatan yang sudah lebih dulu dijadwalkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com