Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2013, 10:02 WIB

KOMPAS.com - Pada Oktober dua tahun lalu, Istana Merdeka dipadati tamu undangan. Sebuah acara penting sedang digelar, yakni penganugerahan tanda kehormatan kepada Kepala Negara Malaysia Yang Dipertuan Agong Mizan Abidin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pejabat Indonesia dan Malaysia harus berdiri berimpit-impitan karena ruangan yang dipakai tidak sebesar ruangan pertemuan utama di Istana Negara.

Meski lebih sempit, ruangan di Istana Merdeka itu terasa lebih indah karena di bagian belakangnya terdapat deretan lukisan berharga. Salah satu lukisan itu adalah lukisan ”Penangkapan Pangeran Diponegoro” hasil karya maestro Raden Saleh. Dibuat tahun 1850-an, lukisan ”Penangkapan Pangeran Diponegoro” diletakkan di atas kayu penahan.

Seusai acara, sejumlah orang menyempatkan diri berfoto di sebelah lukisan yang sangat terkenal itu. Foto itu lantas dipajang sebagai profile picture di Blackberry Messenger atau dipamerkan di media sosial Facebook.

Istana Presiden memang kaya akan lukisan dan karya seni lainnya, seperti patung. Total ada 2.000-an karya seni yang disimpan di sejumlah Istana Presiden, termasuk di Istana Merdeka.

Di Istana Bogor terdapat lukisan Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari hasil karya Basoeki Abdullah. Ketika lukisan yang dipasang di dinding itu hendak dipotret, seorang petugas melarangnya.

”Tidak boleh,” ujarnya sambil berdiri di bawah lukisan tersebut.

Lukisan yang berasal dari era tahun 2000-an terpasang di dinding lantai dua Kantor Presiden. Ada lukisan realis kucing yang sedang berusaha menggapai kupu- kupu di dekat pot bunga, lukisan dua anak kecil sedang mencoba mengisap rokok, dan ada pula lukisan realis sajian buah-buahan yang sungguh mengundang selera. Ketika Presiden Yudhoyono menyampaikan pengantar sidang kabinet, wartawan biasanya menyimaknya sambil mata melihat-lihat ke lukisan-lukisan indah tersebut.

Di ruang pertemuan utama Istana Negara juga ada lukisan. Bedanya, lukisan yang terpasang menampilkan enam kepala negara Indonesia, mulai dari Presiden pertama Soekarno hingga Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono, yang saat ini sedang berkuasa. Dengan ukuran besar, lukisan tersebut terpasang di enam tiang yang ada di sisi ruang pertemuan.

Pada akhir Oktober tahun depan, lukisan Presiden ketujuh Indonesia seharusnya sudah terpasang di ruangan pertemuan utama Istana Negara itu. Maklumlah, pemilu presiden periode 2014-2019 akan digelar pada Juli tahun depan. Yudhoyono sudah dua periode memerintah. Itu artinya akan ada presiden baru, ya presiden ketujuh. (A Tomy Trinugroho)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com