Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pastikan Identitas, Polri Tunggu Sampel Pembanding Jenazah 2 Teroris Tulungagung

Kompas.com - 24/07/2013, 19:59 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tim dokter forensik Rumah Sakit Pusat Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, sampai saat ini masih menunggu data pembanding untuk memastikan identitas dua terduga teroris yang tewas ditembak Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror, saat penyergapan di Tulungagung, Jawa Timur, Senin (22/7/2013) lalu. Data pembanding itu berasal dari keluarga dua terduga teroris itu.

"Identifikasi forensik terkait pemeriksaan DNA dua jenazah yaitu Dayah dan Rizal masih dilakukan. Kira-kira akan memakan waktu satu minggu untuk selesai," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Ronny Franky Sompie, saat memberikan keterangan di Mabes Polri, Rabu (24/7/2013).

Selain menunggu data pembanding, Ronny mengungkapkan, tim dokter juga tengah mengotopsi dua jenazah terduga teroris tersebut. Otopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian kedua orang tersebut.

"Kita juga melakukan pemeriksaan odontologi serta mengambil sidik jari jenazah," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Tim Densus 88 Antiteror menyergap empat orang terduga teroris di Jalan Pahlawan, Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (22/7/2013) lalu. Kejadian yang berlangsung sekira pukul 08.45 WIB tersebut, sempat diwarnai aksi baku tembak antara petugas dan para terduga teroris.

Akibatnya, dua terduga teroris, bernama Dayah alias Kim dan Rizal, tewas ditembak polisi. Sedangkan dua terduga teroris lainnya, yakni Mugi Hartanto dan Sapari menyerahkan diri kepada petugas.

Dua jenazah terduga teroris tersebut lantas sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri, Jawa Timur, sebelum dibawa ke Rumah Sakit Pusat Polri Kramat Jati. Dari penangkapan tersebut, petugas menyita dua barang bukti berupa sepucuk senjata api jenis revolver dan sebuah bom yang terdapat di dalam tas yang dibawa pelaku.

Polisi menduga, keempat terduga teroris itu memiliki hubungan dengan kelompok teroris asal Poso. Selain itu, mereka diduga juga terlibat dalam serangkaian aksi terorisme yang terjadi di Bali, Solo dan Medan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com