Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Angkasa Pura I dan II Merger, Ini Bandara Terbaik Menurut Pembaca Kompas.com

Kompas.com - 14/06/2024, 20:00 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Angkasa Pura Indonesia berencana menggabungkan bandara-bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II) menjadi satu entitas yang akan dioperasikan oleh Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports.

Melansir Kompas.com, Rabu (3/4/2024), Direktur Utama (Dirut) Angkasa Pura Indonesia Faik Fahmi menjelaskan bahwa AP I dan AP II akan beroperasi sampai akhir 2024, sehingga penggabungan ini akan terealisasi sepenuhnya setelah 2024.

“Saat merger penuh, AP I dan AP II sudah tidak ada lagi, yang ada hanya AP Indonesia. Keberadaan AP I dan AP II kami pertahankan maksimal sampai akhir 2024. Ini roadmap keberadaan Angkasa Pura Indonesia,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com pada Kamis (13/6/2024).

Rencana merger AP I dan AP II ini memicu berbagai respons dari pembaca Kompas.com. Dari survei online terhadap 1.502 responden yang dilakukan Kompas.com selama 21-24 Mei 2024, sebanyak 54 persen memberikan respons positif rencana tersebut, 45 persen bersikap netral, dan hanya 1 persen menunjukkan tanggapan negatif.

Baca juga: Ketika Anak Penambang Emas Mendapat Stigma Negatif…

Para responden berharap langkah merger tersebut akan meningkatkan efisiensi operasional dan manajemen bandara di Indonesia, memperbaiki kualitas layanan, serta meningkatkan konektivitas penerbangan baik domestik maupun internasional.

Untuk diketahui, AP I mengelola bandara di wilayah timur Indonesia, sementara AP II mengelola bandara di wilayah barat Indonesia.

AP II, khususnya, mengelola 20 bandara, termasuk Bandara Soekarno-Hatta (Banten), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), dan Husein Sastranegara (Bandung).

Selain itu, AP II juga mengelola Bandara Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkalpinang), Silangit (Tapanuli Utara), Kertajati (Majalengka), Banyuwangi (Banyuwangi), Tjilik Riwut (Palangka Raya), Radin Inten II (Lampung), H.A.S Hanandjoeddin (Tanjung Pandan), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), dan Jenderal Besar Soedirman (Purbalingga).

Baca juga: Makam Mahasiswi Kedokteran di Purbalingga Dirusak OTK, Diduga Jasad Hendak Dicuri

Bandara Soekarno-Hatta masuk daftar World’s Top 100 Airport 2024

Skytrain atau Kereta Layang melintas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.DOK. Humas AP II Skytrain atau Kereta Layang melintas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Dari 20 bandara yang dikelola oleh AP II, Bandara Internasional Soekarno-Hatta masuk dalam daftar 100 bandara terbaik dunia 2024 atau World’s Top 100 Airports 2024 yang dirilis oleh Skytrax pada 17 April 2024.

Bandara Soekarno-Hatta meraih peringkat ke-28 dunia, naik 15 peringkat dari posisi ke-43 pada 2023.

Selain itu, dalam daftar bandara terbaik 2024 dengan kategori 60-70 juta penumpang per tahun atau "Best Airports 2024: 60 to 70 Million Passengers", Bandara Soekarno-Hatta menempati peringkat kelima dunia.

Skytrax menetapkan daftar tersebut berdasarkan asesmen terhadap sekitar 500 bandara di dunia, melibatkan pelanggan dari lebih dari 100 negara untuk menilai 44 titik pelayanan di bandara.

Baca juga: Bandara Douw Aturure Nabire Dikembangkan, Bakal Bisa Didarati Pesawat Boeing

Hasil pemeringkatan bandara oleh Skytrax itu juga sejalan dengan survei Kompas.com yang melibatkan 1.502 responden. Hasil survei menyebutkan Bandara Soekarno-Hatta merupakan bandara paling sering dikunjungi, dengan 48 persen responden melaporkan pernah mengunjunginya.

Sementara itu, sebanyak 46 persen dari 1.123 responden menilai Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara terbaik dari segi kualitas, mencerminkan pengakuan atas pengelolaan, fasilitas, dan pelayanannya yang unggul.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Nasional
Soal Peluang Nasdem Dukung Anies di Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu

Soal Peluang Nasdem Dukung Anies di Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu

Nasional
Safenet: Kalau 'Gentleman', Budi Arie Harusnya Mundur

Safenet: Kalau "Gentleman", Budi Arie Harusnya Mundur

Nasional
Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang

Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang

Nasional
Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Nasional
Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Nasional
Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Nasional
Pakar: PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Selevel Warnet

Pakar: PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Selevel Warnet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com