“Aku jadi menyadari akan penyesuaian dan pendewasaan diri. Ada pendekatan-pendekatan yang mesti aku lakukan dengan masyarakat di pedalaman yang mungkin awam dengan edukasi atau program-program kesehatan,” jelasnya.
Suatu waktu, Ayu melihat teman ikut beberapa tes program bidan desa. Ia pun terdorong untuk mulai mencari tes serupa.
Setelah beberapa kali mencoba dan gagal, gayung bersambut, Ayu melihat selebaran informasi program BUN Dompet Dhuafa di media sosial untuk mengisi kebutuhan layanan di Sumsel, wilayah yang ia harapkan.
Baca juga: Grebek Kampung Dompet Dhuafa, Upaya Kenalkan Manfaat Ziswaf kepada Masyarakat
“Waktu cari-cari program Bidan Desa, kebanyakan lihat informasi untuk penempatan wilayah luar Sumsel. Ada yang Aceh, Pulau Jawa dan lainnya,” katanya.
Sementara itu, orangtuanya masih ingin dia di wilayah Sumsel. Dia pun bersyukur adanya program BUN Dompet Dhuafa di Sumsel dan berhasil melewati tes yang dibutuhkan.
“Aku menyebutnya BUN itu ‘Ngaji Layanan’. Jadi, tugas kita dengan urusan sosial pemberdayaan dan kemanusiaan sangat erat,” katanya.
Ayu menyebutkan, rasa manusia tetap harus ada sehingga diharapkan jika nanti aku bisa buka praktik sendiri, bukan sekedar bisnis tapi juga ada sisi sosialnya.
Karena seperti yang sudah aku alami dan lihat langsung, masih banyak yang tinggal di pedalaman dengan tantangan daerahnya dan masyarakat yang dhuafa juga,” tuturnya.
Adapun Dompet Dhuafa meluncurkan program BUN yang tersebar di beberapa titik Indonesia sejak Juni 2021, yakni Sumatera Selatan, Banten, Sulawesi Utara, dan Papua.
Baca juga: Grebek Kampung Dompet Dhuafa, Upaya Kenalkan Manfaat Ziswaf kepada Masyarakat
Program tersebut bertujuan membantu pemerintah meningkatkan akses kesehatan masyarakat pada proses pelayanan persalinan hingga ke pelosok tanah air.
Sebab, kurangnya akses pelayanan persalinan di pelosok daerah menjadi hal yang dikhawatirkan untuk keberlangsungan kualitas para generasi penerus.
Selain itu, salah satu indikator kesejahteraan masyarakat di suatu negara adalah angka kematian ibu dan balita.
Oleh karena itu, upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak perlu mendapatkan perhatian yang khusus.
Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) juga menobatkan Indonesia sebagai negara dengan kasus stunting tertinggi keempat di dunia.
Tak heran, bidan menjadi ujung tombak pada perkembangan seribu hari pertama kelahiran anak. Bidan juga merupakan seorang mitra perempuan yang mengawal kesehatan perempuan sepanjang siklus kehidupan.
Baca juga: Dompet Dhuafa: Tak Hanya Benda Mati, Wakaf Bisa Dilakukan di Sektor Produktif
General Manager Kesehatan Dompet Dhuafa Yeni Purnamasari menuturkan, tugas utama para bidan pada program BUN adalah memberikan pelayanan sekaligus mengemban program pemberdayaan kesehatan masyarakat.
Para bidan juga harus mampu berkoordinasi dengan puskesmas dan pemerintah setempat untuk memperkuat menjalankan program-programnya.
Dompet Dhuafa memberikan pembekalan kepada enam bidan dengan berbagai pelatihan selama tiga minggu bersama LKC Dompet Dhuafa.
Pembekalan mengenai Program BUN tidak sekadar pelayanan bidan desa, tetapi juga tentang pemberdayaan sosial. Bukan hanya persalinan, BUN juga memiliki pembekalan terkait pemberdayaan pengurangan stunting.
“Pelatihan ini sangat berguna sebagai bekal para bidan yang akan menempati daerah terpencil, yang masyarakatnya mungkin masih awam terhadap pengetahuan tentang kehamilan, juga kesehatan ibu dan anak,” jelasnya.
Selain itu, Yeni menyebutkan, kehidupan di pelosok sangat jauh berbeda dengan kehidupan di perkotaan.
Baca juga: Dompet Dhuafa dan Bina Trubus Swadaya Teken MoU Pemberdayaan Agripreneur Sosial
Program BUN bergulir selama dua tahun, termasuk dengan bidan tersebut. Setelahnya, program BUN akan berkembang menjadi sebuah kawasan sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.