JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto meminta Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra konsisten karena pernah menyebut Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 memunculkan kontroversi luar biasa.
Diketahui, putusan tersebut telah memberikan karpet merah bagi putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka untuk ikut di dalam kontestasi Pilpres 2024 lalu.
Permintaan itu disampaikan Hasto, usai Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran itu menyinggung tim hukum Ganjar-Mahfud yang sempat menyampaikan ingin menghadirkan kapolda di sidang MK, tapi tak dilakukan.
Baca juga: Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR
"Prof Yusril kan juga sikapnya jelas ketika putusan Nomor 90 memicu kontroversi yang luar biasa," kata Hasto ditemui di markas Forum Penyelamat Demokrasi dan Reformasi (F-PDR), Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (18/4/2024).
Hasto berharap, konsistensi Yusril juga muncul dalam persidangan di MK mengenai sengketa Pilpres 2024.
Ia mengatakan, konsistensi itu tidak hanya dimunculkan Yusril dengan latar belakang hukumnya.
"Konsistensi dari Prof Yusril sebagai pakar hukum juga kita harapkan muncul, lengkap dengan nuraninya. Bukan dengan pikiran hukumnya, tapi juga nuraninya," pinta Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini.
Baca juga: Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati
Berdasarkan catatan Kompas.com, Yusril Ihza Mahendra pernah mengatakan bahwa dirinya tidak akan maju sebagai calon wakil presiden jika menjadi Gibran Rakabuming Raka, pasca putusan kontroversial MK.
Yusril menilai, putusan tersebut akan menimbulkan kontroversi berkepanjangan sehingga lebih bijak bila kesempatan maju sebagai calon wakil presiden tidak diambil oleh Gibran.
"Menyadari bahwa ini akan menimbulkan kontroversi berkepanjangan sekarang dan di kemudian hari maka dengan jiwa besar saya tidak akan memanfaatkan putusan ini, saya akan memutuskan tidak akan maju," kata Yusril di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2023).
Menurutnya, hal itu menunjukkan sikap berjiwa besar dan seorang negarawan.
Baca juga: Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan
"Saya kira orang akan melakukan hormat setinggi-tingginya sudah diberi kesempatan, dia enggak mau menggunakan, artinya dia berjiwa besar dan dia seorang negarawan," bebernya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.