Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Seto Mulyadi
Ketua Umum LPAI

Ketua Umum LPAI; Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma; Mantan Anggota Balai Pertimbangan Pemasyarakatan Kemenkumham RI

Melati untuk Polwan di Saat Mudik Lebaran

Kompas.com - 09/04/2024, 15:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun pesan saya, sebelum diterjunkan ke "medan laga" mudik Lebaran, sebaiknya para polwan diberikan penguatan khusus.

Bekerja sebagai polwan bermakna sama dengan menekuni salah satu profesi terberat di dunia. Mendedikasikan diri untuk mengurus keluarga juga merupakan pengabdian mulia yang membutuhkan stamina tidak sedikit.

Dua kutub yang sama-sama memiliki gravitasi besar itu, para Polwan—terutama yang sudah berumah tangga—tentu perlu pintar-pintar mengelola diri.

Apalagi, riset menemukan, polwan ternyata berisiko 1,66 kali lebih tinggi daripada polki untuk mengalami tekanan batin dan menderita gejala gangguan mental lebih parah.

Masyarakat, utamanya pemudik, tentu tak sanggup jika mereka merasa semakin lelah akibat berhadapan dengan polisi-polisi yang justru stres berat di lapangan.

Kerja Polri

Masalah tekanan batin apalagi gangguan jiwa personel polisi pasti sangat mahal harganya. Apalagi jika problematika psikologis itu meluap ke dalam bentuk perilaku berbahaya, baik terhadap diri sendiri maupun masyarakat.

Karena itu, inisiatif penguatan jiwa tidak sepatutnya dibingkai sebagai isu individu per individu semata.

Polri, sebagai institusi, juga patut membangun sistem yang memadai agar setiap personel, termasuk polwan, tetap mampu menjaga keseimbangan antara kehidupan yang bersangkutan sebagai insan Tribrata dan sebagai insan yang juga memiliki tanggung jawab keluarga.

Dari sisi psikologi, beberapa subsistem yang dapat dibangun adalah, pertama, mengedukasi para polwan agar memiliki emotional reactivity dan emotional regulation sekaligus.

Konkretnya, alih-alih mendefinisikan kepribadian ideal yang harus dimiliki oleh Polwan, akan lebih memberdayakan manakala masing-masing Polwan sanggup mengidentifikasi kerentanan psikologis mereka serta keterampilan untuk secepat mungkin mengelola diri saat kerentanan itu terpapar pada sumber-sumber stres.

Penting disadari bahwa pengelolaan itu tidak melulu berbentuk kecakapan menolong diri sendiri. Hingga derajat tertentu para Polwan anggaplah sanggup melakukan swaadaptasi.

Namun institusi Polri perlu mafhum bahwa ada kalanya Polwan membutuhkan bantuan eksternal.

Pada titik inilah, subsistem kedua: Polri sepatutnya memaksimalkan fungsi unit psikologinya. Dan polwan yang mendatangi unit psikologi guna mencari pertolongan tidak boleh diberikan catatan negatif.

Justru kepada mereka patut diberikan pengakuan positif karena mereka tahu persis kapan emotional regulation dilakukan dengan melibatkan pihak eksternal.

Dalam bahasa psikologi, Polwan yang mencari bantuan psikologis ke unit terkait adalah sekumpulan individu yang tidak melakukan pengingkaran atau pun penenggelaman terhadap impitan batin mereka. Dan itu adalah ciri individu dengan potensi kesehatan mental yang positif.

Subsistem ketiga berfokus pada insentif. Yakni, ke depan, dalam rangka memperbesar peluang bagi para Polwan untuk menempati jabatan strategis, SDM Polri perlu menetapkan ketentuan mutlak terkait pengembangan karier profesional mereka.

Yakni, misalnya, akselerasi karier hanya tersedia bagi Polwan yang pernah berjibaku di belantara arus mudik dan arus balik minimal sebanyak enam tahun, ditambah memiliki kondisi rumah tangga yang baik.

Polwan-polwan dengan pengalaman tersebut niscaya memiliki ketangguhan ekstra sebagaimana tertuang di bagian awal tulisan ini: insan yang mampu mengharmonisasi karier selaku insan Tribrata dan darma sebagai bagian dari keluarga.

Selamat bekerja, Ibu-ibu Polwan. Selamat mengabdi, Sahabat. Melati indah kami sematkan. Sampai berjumpa di jalan, keluarga dan anak-anak di rumah jangan dilupakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Ingatkan BPKP Jangan Cari-Cari Kesalahan: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Jokowi Ingatkan BPKP Jangan Cari-Cari Kesalahan: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Nasional
Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Nasional
Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Nasional
Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Nasional
Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Nasional
Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com