Salin Artikel

Melati untuk Polwan di Saat Mudik Lebaran

Bagi saya, itu jelas suatu berita yang sangat baik. Karena sangat berkaitan dengan impian suasana mudik yang ramah anak.

Namun pada sisi lain, saya merasa perlu menyampaikan pengingat agar para personel polisi secara keseluruhan, dan polwan secara khusus, tetap perlu berikhtiar maksimal agar tetap berkomitmen penuh pada julukan yang saya sebut sejak puluhan tahun silam: polisi sahabat anak.

Tentu, ‘anak’ di situ bukan terbatas pada anak-anak Indonesia secara umum. ‘Anak’ yang juga harus menjadi target persahabatan oleh pihak polisi tak lain adalah darah daging para personel polisi itu sendiri.

Dan mengapa saya memberikan penekanan tersendiri kepada para polwan, tak dapat disangkal karena pada dasarnya “rapor” para ibu tetap utamanya berada di rumah.

Mungkin kalangan feminis radikal tidak begitu gembira dengan pandangan saya ini. Namun sebagai pendukung gagasan tentang perlunya Indonesia memiliki UU Ketahanan Keluarga, “izinkan” saya untuk tetap setia pada keyakinan tersebut.

Pelibatan Polwan seperti dikatakan Kakorlantas memang memiliki nilai positif. Terutama untuk mengikis kesan bahwa Polwan punya banyak keterbatasan dalam menjalankan tugas kepolisian.

Pelibatan dalam pengamanan Lebaran akan memberikan kesempatan kepada Polwan untuk berkiprah lebih banyak di ruang pelayanan publik.

Namun jika pelibatan itu dimaksudkan untuk menguraikan titik-titik kemacetan, berarti key performance indicator-nya adalah terurainya simpul kemacetan, terus terang saya belum yakin Polwan akan sanggup mencapainya.

Namun, mari kita cek nantinya: seberapa signifikan tingkat kehadiran Polwan berasosiasi dengan kemacetan.

Apa pun itu, sekali lagi, penugasan ini setidaknya akan memperlihatkan ke masyarakat bahwa Polwan kini sanggup hadir di tempat panas, berpolusi parah, dan keruwetan tingkat tinggi.

Apalagi, kabarnya, kemacetan libur Idul Fitri kali ini akan lebih tinggi daripada biasanya.

Terlebih jika dikaitkan dengan hasil studi bahwa Polwan dapat diandalkan untuk menampilkan kerja kepolisian yang lebih minim kekerasan.

Ditambah, Polwan memiliki efek menenangkan (calming effect) untuk mencegah ledakan situasi eksplosif. Sah sudah; semakin dekat ke masa puncak arus mudik dan arus balik, berarti semakin dekat pula pemudik ke titik didih, kehadiran Polwan semakin dinantikan.

Dengan keandalan seperti itu, semoga tidak hanya hadir di siang hari, para Polwan juga masuk akal untuk dipekerjakan sepanjang malam hingga dini hari layaknya polki.

Namun pesan saya, sebelum diterjunkan ke "medan laga" mudik Lebaran, sebaiknya para polwan diberikan penguatan khusus.

Bekerja sebagai polwan bermakna sama dengan menekuni salah satu profesi terberat di dunia. Mendedikasikan diri untuk mengurus keluarga juga merupakan pengabdian mulia yang membutuhkan stamina tidak sedikit.

Dua kutub yang sama-sama memiliki gravitasi besar itu, para Polwan—terutama yang sudah berumah tangga—tentu perlu pintar-pintar mengelola diri.

Apalagi, riset menemukan, polwan ternyata berisiko 1,66 kali lebih tinggi daripada polki untuk mengalami tekanan batin dan menderita gejala gangguan mental lebih parah.

Masyarakat, utamanya pemudik, tentu tak sanggup jika mereka merasa semakin lelah akibat berhadapan dengan polisi-polisi yang justru stres berat di lapangan.

Kerja Polri

Masalah tekanan batin apalagi gangguan jiwa personel polisi pasti sangat mahal harganya. Apalagi jika problematika psikologis itu meluap ke dalam bentuk perilaku berbahaya, baik terhadap diri sendiri maupun masyarakat.

Karena itu, inisiatif penguatan jiwa tidak sepatutnya dibingkai sebagai isu individu per individu semata.

Polri, sebagai institusi, juga patut membangun sistem yang memadai agar setiap personel, termasuk polwan, tetap mampu menjaga keseimbangan antara kehidupan yang bersangkutan sebagai insan Tribrata dan sebagai insan yang juga memiliki tanggung jawab keluarga.

Dari sisi psikologi, beberapa subsistem yang dapat dibangun adalah, pertama, mengedukasi para polwan agar memiliki emotional reactivity dan emotional regulation sekaligus.

Konkretnya, alih-alih mendefinisikan kepribadian ideal yang harus dimiliki oleh Polwan, akan lebih memberdayakan manakala masing-masing Polwan sanggup mengidentifikasi kerentanan psikologis mereka serta keterampilan untuk secepat mungkin mengelola diri saat kerentanan itu terpapar pada sumber-sumber stres.

Penting disadari bahwa pengelolaan itu tidak melulu berbentuk kecakapan menolong diri sendiri. Hingga derajat tertentu para Polwan anggaplah sanggup melakukan swaadaptasi.

Namun institusi Polri perlu mafhum bahwa ada kalanya Polwan membutuhkan bantuan eksternal.

Pada titik inilah, subsistem kedua: Polri sepatutnya memaksimalkan fungsi unit psikologinya. Dan polwan yang mendatangi unit psikologi guna mencari pertolongan tidak boleh diberikan catatan negatif.

Justru kepada mereka patut diberikan pengakuan positif karena mereka tahu persis kapan emotional regulation dilakukan dengan melibatkan pihak eksternal.

Dalam bahasa psikologi, Polwan yang mencari bantuan psikologis ke unit terkait adalah sekumpulan individu yang tidak melakukan pengingkaran atau pun penenggelaman terhadap impitan batin mereka. Dan itu adalah ciri individu dengan potensi kesehatan mental yang positif.

Subsistem ketiga berfokus pada insentif. Yakni, ke depan, dalam rangka memperbesar peluang bagi para Polwan untuk menempati jabatan strategis, SDM Polri perlu menetapkan ketentuan mutlak terkait pengembangan karier profesional mereka.

Yakni, misalnya, akselerasi karier hanya tersedia bagi Polwan yang pernah berjibaku di belantara arus mudik dan arus balik minimal sebanyak enam tahun, ditambah memiliki kondisi rumah tangga yang baik.

Polwan-polwan dengan pengalaman tersebut niscaya memiliki ketangguhan ekstra sebagaimana tertuang di bagian awal tulisan ini: insan yang mampu mengharmonisasi karier selaku insan Tribrata dan darma sebagai bagian dari keluarga.

Selamat bekerja, Ibu-ibu Polwan. Selamat mengabdi, Sahabat. Melati indah kami sematkan. Sampai berjumpa di jalan, keluarga dan anak-anak di rumah jangan dilupakan.

https://nasional.kompas.com/read/2024/04/09/15114191/melati-untuk-polwan-di-saat-mudik-lebaran

Terkini Lainnya

KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

Nasional
Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Nasional
KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke