“Karena bukan mereka yang butuh kita, tapi kita yang butuh mereka saat nanti di hari penghakiman. Mereka akan bersaksi kepada kita (atas upaya bantuan bagi masyarakat Palestina)," jelas Arif.
Baca juga: Asal-usul Danau Maninjau, Kisah Tempat Penghakiman Siti Rasani dan Giran oleh Bujang Sembilan
Pernyataan dukungan terhadap Palestina dari seluruh dunia terus meningkat. Perubahan paradigma dan sudut pandang ini mendesak Israel dan negara-negara Barat untuk mengakhiri konflik kemanusiaan yang sedang berlangsung.
Seorang jurnalis asal Australia yang sering meliput daerah konflik, CJ Werleman, menyatakan pandangannya terkait hal tersebut.
"Ini adalah bentuk kepedulian terhadap Palestina. Dengan adanya perubahan dunia sekarang, banyak orang mengetahui adanya konflik ini. Walaupun belum semua berani menyuarakan perlawanan terhadap Israel yang di belakangnya ada dukungan negara-negara barat,” ucapnya.
Werleman menyatakan bahwa terdapat berita baik dan buruk dari perkembangan konflik ini karena dunia saat ini mengalami perubahan.
Baca juga: 5 Konflik Cerita beserta Penjelasannya
Dahulu, Palestina sering dikaitkan dengan konflik agama, tetapi sekarang, banyak pihak melihatnya sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan konflik kemanusiaan.
"(Dari sisi yang positif) 63 persen dari dunia mendukung kemerdekaan Palestina, sementara yang menolak hanya 20 persen, dan (sisanya) abstain. Bahkan, aksi mendukung Palestina di negara-negara Barat telah diikuti oleh ratusan ribu orang," ucap Werleman.
Namun, dari sisi yang kurang baik, ia mempertanyakan apakah aksi-aksi tersebut memiliki cukup pengaruh untuk mengubah kebijakan negara-negara Barat terhadap Gaza, Palestina.
“Apakah aksi-aksi tersebut masih cukup waktu untuk mengubah kebijakan negara barat terhadap Gaza, Palestina, dan ketika dunia berubah, apakah di sana masih ada Palestina?,” tutur Werleman.
Baca juga: Pemerintah Akan Kirim Bantuan ke Palestina dan Sudan, Nilainya Masing-masing 1 Juta Dollar AS
Pernyataan Werleman semakin diperkuat oleh cerita salah satu warga Palestina tentang kondisi di sana dari tahun ke tahun.
Salah satu influencer media sosial (medsos) dari Gaza, Adham Abu Selmiya, berbagi langsung pengalamannya menghadapi konflik di Palestina dari tahun ke tahun, yang telah menelan korban keluarga dan kerabatnya.
"Terima kasih atas sambutan dan jamuan masyarakat Indonesia semua, termasuk Dompet Dhuafa yang telah menyelenggarakan acara ini. Dunia banyak yang bertanya setelah kejadian 7 Oktober lalu terhadap Palestina dan Gaza. Saya akan bercerita dari pengalaman di keluarga saya,” tuturnya.
Baca juga: 12 Warga Palestina Tewas Tenggelam Saat Kejar Bantuan yang Dijatuhkan dari Udara
“Pada 2006, ada peristiwa di Gaza, Palestina, yaitu Israel menyerang Gaza, dan di situ paman saya (gugur) syahid. Kemudian, pada 2021, (ada kejadian) juga menewaskan beberapa saudara saya. Pada 2023, Israel membunuh anak-anak dan istri saya. Mereka menganiaya kami dari dulu hingga sekarang. Bahkan, pada agresi kali ini telah membunuh 25 saudaraku dari ibuku,” sambung Adham.
Ia membandingkan bahwa di Indonesia, mungkin masyarakat dapat menyampaikan pesan kepada ibu dan keluarga serta mengucapkan selamat Ramadhan, tetapi di Gaza, Israel telah memutus jalur komunikasi ini.
Adham menjelaskan bahwa masyarakat Palestina hidup tanpa pekerjaan, pasokan makanan yang cukup, listrik hanya menyala empat jam sehari, dan air hanya tersedia setiap empat hari sekali. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyatakan bahwa air di Gaza tidak layak dikonsumsi.
Baca juga: Nasib Hubungan AS-Israel Setelah AS Loloskan Resolusi PBB untuk Gencatan Senjata di Gaza
Menurutnya, Israel ingin menghapuskan Gaza dari peta dunia. Pada konflik terakhir, 165 jurnalis tewas dan 35 rumah sakit (rs) diserang, termasuk serangan kepada Kepala RS As Syifa di Gaza, yang kebetulan merupakan paman Adham.
“Di balik kesedihan ini, masih ada 1 juta harapan di Gaza. Karena di sana diisi oleh orang berpendidikan dan para penghafal Quran. Terima kasih Indonesia yang terus memberikan dukungan kepada kami,” ungkap Adham Abu Selmiya, mengakhiri cerita di Palestinian Talks.
Ya, Gaza masih membutuhkan dukungan kita semua. Setiap upaya, doa, donasi, dan bantuan kita memiliki arti yang besar bagi mereka di Gaza, Palestina.
Mari kita bersama-sama hadir untuk mereka melalui program-program Ramadhan Dompet Dhuafa untuk Palestina. Anda dapat menyumbangkan donasi melalui https://digital.dompetdhuafa.org/donasi/jagapalestina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.