Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemesraan Surya Paloh dan Prabowo, Kode Keras Nasdem Gabung ke Kubu Pemenang?

Kompas.com - 25/03/2024, 05:20 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem belakangan mesra dengan calon presiden (capres) nomor urut 2 yang juga pemenang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, Prabowo Subianto.

Sebagaimana ketetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Prabowo dan calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya, Gibran Rakabuming Raka, memenangkan satu putaran pilpres dengan perolehan 96.214.691 suara atau 58,58 persen.

Sementara, pasangan capres-cawapres yang diusung oleh Nasdem bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mengekor di urutan kedua dengan perolehan 40.971.906 suara atau 24,95 persen.

Pascapemungutan suara hingga ditetapkannya hasil pilpres, sejumlah manuver ditunjukkan oleh Nasdem. Pergerakan itu seolah menyiratkan sinyal bergabungnya partai pimpinan Surya Paloh tersebut ke kubu pemenang pilpres.

Pertemuan dengan Jokowi

Gelagat ini mula-mula ditunjukkan Nasdem lewat pertemuan Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo, empat hari setelah pemungutan suara pemilu atau 18 Februari 2024. Keduanya makan malam bersama di Istana Negara, Jakarta.

Pihak Istana melalui Koordinator Staf Presiden Ari Dwipayana menyebut bahwa pertemuan itu terjadi atas permintaan Surya. Bertolak belakang, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim mengungkap, Jokowi-lah yang mengundang Surya untuk makan malam bersama.

Baca juga: AHY Sebut Demokrat dan SBY Berperan Menangkan Prabowo-Gibran

Sementara, Jokowi mengaku, dirinya bertemu dengan Surya karena hendak menjadi “jembatan” untuk semua pihak. Adapun, katanya, urusan politik ia serahkan seluruhnya ke partai-partai politik (parpol)/

"Yang penting nanti partai-partai (yang mengurus). Saya ingin menjadi jembatan untuk semuanya. Urusan politik itu urusan partai," kata Jokowi di Jakarta Selatan, Senin (19/2/2024).

Lebih lanjut Jokowi berujar, pertemuannya dengan Surya Paloh merupakan pertemuan politik biasa. Ia tidak ambil pusing terkait pihak mana yang lebih dulu meminta digelarnya pertemuan itu.

Terpisah, Surya mengungkapkan, tak ada ajakan dari Jokowi supaya partainya bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran. Kala itu, ia menyebut, Nasdem masih berada di Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama PKB dan PKS.

“Ah belum ada (ajakan itu),” ujar Surya di Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat (23/2/2024).

Surya mengaku tak ada kesepakatan politik yang terjalin dalam pertemuannya bersama Jokowi. Katanya, ia dan kepala negara hanya membahas situasi di publik pasca Pilpres 2024.

“Hal yang ringan-ringan. Hanya bahas masalah makan malam saja dan membicarakan bagaimana keadaan, perkembangan, situasi yang ada di tengah-tengah keseharian masyarakat kita. Tidak lebih dari pada itu barangkali ya,” katanya.

Baca juga: Prabowo Datangi Nasdem, PKB Tegaskan Koalisi Perubahan Tetap Solid

Sedianya, Surya Paloh dan Jokowi punya hubungan erat selama 10 tahun terakhir. Bahkan, Jokowi menganggap Surya sebagai kakak sekaligus sahabatnya.

Namun, pertalian keduanya sempat disinyalir merenggang lantaran Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Sementara, Jokowi berada di kubu Prabowo-Gibran.

Akui kemenangan Prabowo

Berlanjut, setelah hasil Pilpres 2024 ditetapkan oleh KPU, Surya Paloh langsung memberikan ucapan selamat atas kemenangan Prabowo-Gibran.

“Partai Nasdem juga mengucapkan selamat kepada pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang pemilihan presiden (Pilpres) 2024,” kata Surya Paloh di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).

Surya menyebut bahwa Nasdem menerima hasil Pemilu 2024, baik itu pemilihan anggota legislatif maupun pemilihan presiden. Namun demikian, ada sejumlah hal yang jadi catatan Nasdem.

“Dengan catatan berbagai kekurangan, berbagai hal-hal yang perlu kita perbaiki kita harus perbaiki. Itulah sikap Nasdem,” tuturnya.

Saat ditanya mengenai kemungkinan bergabungnya Nasdem dengan pemerintahan ke depan, Surya mengaku, hal itu bukan prioritas partainya saat ini.

“Saya pikir bergabung dengan pemerintahan baru saya pikir bukan prioritas ya,” kata Surya.

Sikap Surya mengakui kemenangan Prabowo-Gibran itu seakan berlainan dengan capres-cawapresnya, Anies-Muhaimin, yang menuding ada banyak penyimpangan selama pemilu. Atas tudingan ini, Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies-Muhaimin mengajukan gugatan hasil Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Fifty-fifty

Dua hari setelah hasil Pilpres 2024 ditetapkan atau Jumat (22/3/2024), Surya Paloh dan Prabowo bertemu. Prabowo dan elite Partai Gerindra mendatangi Surya dan jajaran Partai Nasdem di markas Nasdem.

Seolah memberikan sambutan spesial, Nasdem menggelar karpet merah untuk Prabowo dan jajarannya. Bak sahabat lama, Surya dan Prabowo langsung berpelukan begitu bersua.

Prabowo mengatakan, sudah saatnya dia dan Surya bersatu setelah bersaing pada Pilpres 2024. Ketua Umum Partai Gerindra itu pun terang-terangan mengajak Nasdem bergabung ke pemerintahannya dan Gibran kelak.

"Saya selalu menawarkan, saya selalu mengajak,” kata Prabowo sambil menjabat tangan Prabowo.

Menjawab Prabowo, Surya tertawa. Ia tak mengiyakan, tetapi juga tak menolak.

“Kita lihat perkembangan ke depan. Fifty-fifty possibility ya,” katanya.

Baca juga: Anies dan Ganjar Minta Prabowo-Gibran Didiskualifikasi, TKN: Mereka Juga WNI, Berhak Dipilih dan Memilih

Berpeluang

Melihat ini, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, pertemuan antara Prabowo dan Surya Paloh kemarin merupakan kode keras bahwa Nasdem akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

"Itu kode keras Nasdem bakal berkoalisi dengan Prabowo. Apalagi sebelumnya Nasdem menyatakan menerima hasil pemilu dan mengucapkan selamat ke paslon 2," ujar Adi, Minggu (24/3/2024).

Adi menjelaskan, karpet merah yang disediakan Nasdem ketika Prabowo berkunjung juga merupakan bentuk pengakuan bahwa Prabowo adalah presiden terpilih. Menurutnya, pengakuan Nasdem atas kemenangan Prabowo ini sangat penting.

"Pada level Prabowo itu sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas Nasdem sebagai partai non paslon 2 pertama yang menerima dan mengakui kemenangan prabowo di pilpres. Pengakuan Nasdem atas kemenangan Prabowo penting di tengah gugatan ke MK oleh paslon 1 dan 3," ujar Adi.

"Dalam konteks ini bagi Nasdem game over, pilpres sudah usai. Prabowo pemenangnya. Secara eksplisit Nasdem ingin menyampaikan ini," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com