Salin Artikel

Kemesraan Surya Paloh dan Prabowo, Kode Keras Nasdem Gabung ke Kubu Pemenang?

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem belakangan mesra dengan calon presiden (capres) nomor urut 2 yang juga pemenang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, Prabowo Subianto.

Sebagaimana ketetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Prabowo dan calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya, Gibran Rakabuming Raka, memenangkan satu putaran pilpres dengan perolehan 96.214.691 suara atau 58,58 persen.

Sementara, pasangan capres-cawapres yang diusung oleh Nasdem bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mengekor di urutan kedua dengan perolehan 40.971.906 suara atau 24,95 persen.

Pascapemungutan suara hingga ditetapkannya hasil pilpres, sejumlah manuver ditunjukkan oleh Nasdem. Pergerakan itu seolah menyiratkan sinyal bergabungnya partai pimpinan Surya Paloh tersebut ke kubu pemenang pilpres.

Pertemuan dengan Jokowi

Gelagat ini mula-mula ditunjukkan Nasdem lewat pertemuan Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo, empat hari setelah pemungutan suara pemilu atau 18 Februari 2024. Keduanya makan malam bersama di Istana Negara, Jakarta.

Pihak Istana melalui Koordinator Staf Presiden Ari Dwipayana menyebut bahwa pertemuan itu terjadi atas permintaan Surya. Bertolak belakang, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim mengungkap, Jokowi-lah yang mengundang Surya untuk makan malam bersama.

Sementara, Jokowi mengaku, dirinya bertemu dengan Surya karena hendak menjadi “jembatan” untuk semua pihak. Adapun, katanya, urusan politik ia serahkan seluruhnya ke partai-partai politik (parpol)/

"Yang penting nanti partai-partai (yang mengurus). Saya ingin menjadi jembatan untuk semuanya. Urusan politik itu urusan partai," kata Jokowi di Jakarta Selatan, Senin (19/2/2024).

Lebih lanjut Jokowi berujar, pertemuannya dengan Surya Paloh merupakan pertemuan politik biasa. Ia tidak ambil pusing terkait pihak mana yang lebih dulu meminta digelarnya pertemuan itu.

Terpisah, Surya mengungkapkan, tak ada ajakan dari Jokowi supaya partainya bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran. Kala itu, ia menyebut, Nasdem masih berada di Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama PKB dan PKS.

“Ah belum ada (ajakan itu),” ujar Surya di Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat (23/2/2024).

Surya mengaku tak ada kesepakatan politik yang terjalin dalam pertemuannya bersama Jokowi. Katanya, ia dan kepala negara hanya membahas situasi di publik pasca Pilpres 2024.

“Hal yang ringan-ringan. Hanya bahas masalah makan malam saja dan membicarakan bagaimana keadaan, perkembangan, situasi yang ada di tengah-tengah keseharian masyarakat kita. Tidak lebih dari pada itu barangkali ya,” katanya.

Sedianya, Surya Paloh dan Jokowi punya hubungan erat selama 10 tahun terakhir. Bahkan, Jokowi menganggap Surya sebagai kakak sekaligus sahabatnya.

Namun, pertalian keduanya sempat disinyalir merenggang lantaran Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Sementara, Jokowi berada di kubu Prabowo-Gibran.

Akui kemenangan Prabowo

Berlanjut, setelah hasil Pilpres 2024 ditetapkan oleh KPU, Surya Paloh langsung memberikan ucapan selamat atas kemenangan Prabowo-Gibran.

“Partai Nasdem juga mengucapkan selamat kepada pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang pemilihan presiden (Pilpres) 2024,” kata Surya Paloh di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).

Surya menyebut bahwa Nasdem menerima hasil Pemilu 2024, baik itu pemilihan anggota legislatif maupun pemilihan presiden. Namun demikian, ada sejumlah hal yang jadi catatan Nasdem.

“Dengan catatan berbagai kekurangan, berbagai hal-hal yang perlu kita perbaiki kita harus perbaiki. Itulah sikap Nasdem,” tuturnya.

Saat ditanya mengenai kemungkinan bergabungnya Nasdem dengan pemerintahan ke depan, Surya mengaku, hal itu bukan prioritas partainya saat ini.

“Saya pikir bergabung dengan pemerintahan baru saya pikir bukan prioritas ya,” kata Surya.

Sikap Surya mengakui kemenangan Prabowo-Gibran itu seakan berlainan dengan capres-cawapresnya, Anies-Muhaimin, yang menuding ada banyak penyimpangan selama pemilu. Atas tudingan ini, Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies-Muhaimin mengajukan gugatan hasil Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Seolah memberikan sambutan spesial, Nasdem menggelar karpet merah untuk Prabowo dan jajarannya. Bak sahabat lama, Surya dan Prabowo langsung berpelukan begitu bersua.

Prabowo mengatakan, sudah saatnya dia dan Surya bersatu setelah bersaing pada Pilpres 2024. Ketua Umum Partai Gerindra itu pun terang-terangan mengajak Nasdem bergabung ke pemerintahannya dan Gibran kelak.

"Saya selalu menawarkan, saya selalu mengajak,” kata Prabowo sambil menjabat tangan Prabowo.

Menjawab Prabowo, Surya tertawa. Ia tak mengiyakan, tetapi juga tak menolak.

“Kita lihat perkembangan ke depan. Fifty-fifty possibility ya,” katanya.

Berpeluang

Melihat ini, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, pertemuan antara Prabowo dan Surya Paloh kemarin merupakan kode keras bahwa Nasdem akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

"Itu kode keras Nasdem bakal berkoalisi dengan Prabowo. Apalagi sebelumnya Nasdem menyatakan menerima hasil pemilu dan mengucapkan selamat ke paslon 2," ujar Adi, Minggu (24/3/2024).

Adi menjelaskan, karpet merah yang disediakan Nasdem ketika Prabowo berkunjung juga merupakan bentuk pengakuan bahwa Prabowo adalah presiden terpilih. Menurutnya, pengakuan Nasdem atas kemenangan Prabowo ini sangat penting.

"Pada level Prabowo itu sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas Nasdem sebagai partai non paslon 2 pertama yang menerima dan mengakui kemenangan prabowo di pilpres. Pengakuan Nasdem atas kemenangan Prabowo penting di tengah gugatan ke MK oleh paslon 1 dan 3," ujar Adi.

"Dalam konteks ini bagi Nasdem game over, pilpres sudah usai. Prabowo pemenangnya. Secara eksplisit Nasdem ingin menyampaikan ini," sambungnya.

https://nasional.kompas.com/read/2024/03/25/05200001/kemesraan-surya-paloh-dan-prabowo-kode-keras-nasdem-gabung-ke-kubu-pemenang-

Terkini Lainnya

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Nasional
Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Nasional
Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Nasional
Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

Nasional
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Nasional
WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

Nasional
Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Nasional
Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Nasional
Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Nasional
Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Nasional
Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke