Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ren Muhammad

Pendiri Khatulistiwamuda yang bergerak pada tiga matra kerja: pendidikan, sosial budaya, dan spiritualitas. Selain membidani kelahiran buku-buku, juga turut membesut Yayasan Pendidikan Islam Terpadu al-Amin di Pelabuhan Ratu, sebagai Direktur Eksekutif.

Landasan Universal untuk Dunia Kita

Kompas.com - 18/03/2024, 15:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kohesi sosial Pancasila

Modal terbesar yang kita punya hingga hari ini adalah, ikatan emosional antar suku yang kemudian berjalin kelindan menjadi Bangsa Indonesia. Itulah yang dirumuskan Bung Karno dengan nama Pancasila.

Sampai usia negara kita mencapai angka 79 tahun seperti sekarang, Pancasila terbukti ampuh mengikat erat para pelanjut selama bergenerasi.

Momen Pemilu 2024 ini, masih tak seberapa merisaukan bila dibandingkan apa yang pernah terjadi pada 30 September 1965 lalu. Toh kita masih tetap bersatu-padu membangun negara ini dengan susah payah. Namun bukan berarti yang sedang kita hadapi hari ini, bisa dianggap remeh begitu saja.

Celah kecurangan pemilu yang masih menggelayut di benak publik, harus segera ditambal Pemerintah demi mewujudkan rasa keadilan bersama yang termaktub dalam sila kelima Pancasila.

Pemilu yang mempertaruhkan kehormatan negara-bangsa kita, harus dibersihkan dari karat demokrasi. Jika bukan kita yang menjaga marwah konstitusi, siapa lagi yang bisa diharapkan di luar sana?

Sebagai fondasi filosofis dan ideologis Indonesia, Pancasila juga menawarkan paradigma yang kait-mengait dan mendalam sebagai solusi untuk tantangan global yang dihadapi oleh dunia saat ini.

Dalam konteks globalisasi, ketidakstabilan politik, ketegangan antarbangsa, ketidaksetaraan ekonomi, dan konflik sosial menjadi tantangan yang memerlukan pendekatan holistik dan inklusif.

Pancasila menawarkan pandangan yang seimbang dan inklusif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memberikan arahan yang berpotensi menjadi landasan bagi tatanan dunia lebih adil dan berkelanjutan.

Pertama, Pancasila menekankan pada keadilan sosial. Prinsip-prinsip keadilan sosial yang menjadi salah satu pilar Pancasila menuntun kita untuk menciptakan masyarakat yang adil dan merata, di mana setiap individu memiliki kesempatan sama untuk berkembang dan bersumbangsih.

Di tengah ketimpangan ekonomi global yang semakin meningkat, konsep keadilan sosial Pancasila dapat menjadi fondasi untuk merumuskan kebijakan yang memperjuangkan distribusi kekayaan yang lebih merata dan memberikan akses adil terhadap sumber daya bagi semua orang.

Kedua, prinsip persatuan dalam keberagaman adalah nilai yang sangat relevan dalam konteks global yang semakin kompleks dan beragam.

Pancasila mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan dan membangun kesatuan di tengah keberagaman.

Di tengah polarisasi politik, konflik agama, dan etnis yang merajalela, konsep persatuan dalam keberagaman Pancasila dapat menjadi landasan untuk membangun dialog antarbudaya, menghormati hak asasi manusia, dan mendorong inklusi sosial.

Ketiga, Pancasila menegaskan pentingnya kedaulatan rakyat dan demokrasi yang berkeadilan. Dalam dunia yang terus bergerak menuju otoritarianisme dan pembatasan kebebasan sipil, prinsip-prinsip demokrasi Pancasila menegaskan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, kebebasan berpendapat, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.

Keempat, Pancasila menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan individu, masyarakat, dan negara.

Konsep gotong-royong yang ditanamkan dalam Pancasila mengajarkan pentingnya kerjasama dan tanggung jawab bersama dalam membangun masyarakat yang berkeadilan dan beradab.

Dalam konteks global, di mana isu-isu lingkungan hidup, perubahan iklim, dan keberlanjutan menjadi semakin mendesak, konsep gotong royong Pancasila dapat menjadi landasan untuk membangun kemitraan global yang kuat dalam menangani tantangan bersama yang dihadapi umat manusia.

Terakhir, tetapi tidak kalah penting, Indonesia telah membangun peradaban Muslim terbesar dan berperan penting dalam gejolak perubahan dunia hingga sekarang.

Tak masalah jika Barat belum juga jera mengatakan bahwa Muslim adalah teroris, tapi kita perlu tahu siapa yang memulai Perang Dunia I dan II? Bukan Muslim.

Siapa yang membunuh sekitar 20 juta orang asli di Australia? Kolonialis Inggris. Siapa yang menjatuhkan bom nuklir di Hiroshima-Nagasaki? Amerika Serikat.

Siapa yang membunuh lebih dari 100 juta orang Indian di Amerika Utara? Amerika Serikat. Siapa yang membunuh lebih dari 50 juta orang Indian di Amerika Selatan? Amerika Serikat.

Siapa yang mengambil sekitar 180 juta orang Afrika sebagai budak dan 88 persen meninggal di Samudera Atlantik? Bangsa Eropa.

Siapa yang telah membunuh sejuta lebih warga sipil di Irak? Amerika Serikat. Siapa yang membunuh ratusan ribu anak kecil di Palestina—sejak pembantaian di Deir Yassin? Inggris dan Israel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com