Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Budiman Tanuredjo
Wartawan Senior

Wartawan

Asa Kardinal Suharyo untuk Muhammadiyah, Bantu Atasi Korupsi

Kompas.com - 09/03/2024, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Transparency Internasional dalam rilis resminya menulis, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2022 mengalami penurunan terburuk sepanjang sejarah reformasi.

CPI Indonesia 2022 berada di skor 34/100 dan berada pada peringkat 110 dari 180 negara yang disurvei. Skor ini turun empat poin dari tahun 2021 atau merupakan penurunan drastis sejak 1995, kata Wawan Suyatmiko, Deputi Sekjen Transparency Internasional Indonesia.

Mengutip TII, situasi Indonesia pada CPI 2022 juga semakin tenggelam di posisi 1/3 negara terkorup di dunia dan jauh di bawah rata-rata skor CPI di negara Asia Pasifik, yaitu 45.

Indonesia berada dalam satu klaster dengan Bosnia-Herzegovina, Gambia, Malawi, Nepal, dan Sierra Leone dengan skor 34. Kondisi ini jelas sangat memprihatinkan.

Perang melawan korupsi, kolusi dan nepotisme yang digelorakan semangat reformasi 1998 seakan dilupakan.

Tap MPR No XI/MPR/1998 tentang Pemerintahan yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) kini menjadi teks yang tak punya nyawa. Tap MPR tersebut dilahirkan dengan pengorbanan nyawa rakyat dan mahasiswa untuk mengadili Soeharto dan kroninya: mungkin juga sudah dilupakan.

Orde Reformasi gagal mengadili Soeharto dan kroni karena Soeharto dinyatakan unfit to trial.

Semangat besar untuk memerangi kolusi dan nepotisme, kini malah kehilangan energi. Kini, nepotisme malah dilakukan tanpa rasa malu dengan memaafkan jalur yang seakan demokratis dan tidak mengindahkan prinsip meritokrasi dan kaderisasi.

Berbagai kritik terhadap politik dinasti dijawab dengan simpel, “Biarlah rakyat yang menilai.”

Bangsa ini dihadapkan pada kemunafikan yang akut sebagaimana ditengarai Mochtar Lubis tentang Manusia Indonesia. Selalu berbeda apa yang dikatakan dan yang apa yang dilakukan.

Komitmen memperkuat KPK, tapi yang terjadi adalah mengebiri KPK. Komitmen menegakkan hukum, tapi justru memanfaatkan hukum.

Menjarah uang rakyat melalui korupsi sama dengan menjarah piring orang miskin untuk makan.

Melalui pemberitaan media massa, publik menyaksikan bagaimana elite politik, sejumlah menteri selalu dikaitkan dengan isu korupsi. Mereka disebut-sebut memanfaatkan pengaruh untuk memperkaya diri sendiri.

Korupsi perizinan menjadi ladang menumpuk kekayaan. Hari ini dikejar KPK, besok sudah tampil dalam kampanye pasangan calon presiden.

Hukum telah menjadi alat sandera penundukan politik, sementara partai politik telah menjadi bungker politisi korup.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com