Seketika setelah ketiga daerah tersebut tersasar oleh bansos secara maksimal, Jokowi mendadak menghentikan kedua jenis bansos tersebut beberapa hari sebelum pencoblosan.
Itulah mengapa langkah-langkah tersebut dinilai sebagai politik gentong babi. Karena secara legal menggunakan anggaran negara yang sangat besar, puluhan triliun rupiah, untuk secara spesifik menyasar basis politik lawan politik Prabowo - Gibran, yang tujuannya tentu untuk memengaruhi arah pilihan politik di daerah tersebut.
Lantas apa korelasi kronologi historis "asmara politik" Jokowi-Prabowo tersebut dengan pemberian gelar Jenderal kehormatan bintang empat yang disematkan Jokowi kepada Prabowo pada Rabu (28/2) kemarin?
Secara prinsipil, gelar Jenderal kehormatan bintang empat yang diterima oleh Prabowo adalah keberlanjutan dari cerita "take and give" politik antara Jokowi dan Prabowo selama ini.
Stimulus yang mendorong "bintang empat" lahir, menurut hemat saya, bukan saja karena aspirasi internal TNI sebagaimana disampaikan juru bicara Kemenhan, tapi juga perlakuan politik Prabowo kepada Jokowi pascapemilihan umum yang menempatkan pasangan Prabowo - Gibran sebagai peraih suara terbanyak sejauh ini versi Quick Count lembaga-lembaga survei dan Real Count Komisi Pemilihan Umum.
Setelah mendapat afirmasi kemenangan, Prabowo sama sekali tidak berubah terhadap Jokowi. Prabowo tetap memperlihatkan sikap yang meninggikan Jokowi. Prabowo menyatakan akan tetap melibatkan Jokowi dalam penyusunan kabinet pemerintahan baru.
Pernyataan tersebut memang tak bisa diartikan bahwa Prabowo sedang menegosiasikan "hak prerogatif" yang akan ia miliki nanti.
Artinya secara teknis adalah bahwa Prabowo akan meminta masukan dan pertimbangan dari Jokowi di saat membentuk kabinet di pemerintahan baru yang dipimpinnya nanti.
Kendati demikian, bagi Jokowi, meskipun hanya dalam bentuk permintaan pertimbangan dan masukan, pernyataan Prabowo tersebut menyiratkan bahwa Prabowo masih memegang komitmen politiknya layaknya sebelum pemilihan umum diselenggarakan.
Arti lainnya adalah bahwa sikap Prabowo tersebut di mata Jokowi mengandung pesan politik strategis yang menyatakan bahwa meskipun Prabowo menjadi presiden, Jokowi tidak perlu khawatir karena Jokowi akan tetap aman berada di dalam lingkaran kekuasaan.
Prabowo akan menjaga Jokowi layaknya Jokowi telah menjaga dan memenangkan pasangan Prabowo - Gibran.
Turunan lanjutan dari pesan tersebut adalah bahwa pertama, segala proyek strategis di masa Jokowi, termasuk proyek-proyek yang bersifat "legasi" akan berlanjut sebagaimana semestinya.
Kedua, segala kepentingan Jokowi terkait dengan pembangunan basis politik dalam rangka membesarkan karier anak-anak dan menantunya ke depan akan didukung sepenuhnya oleh Prabowo setelah menjadi presiden resmi nanti.
Lantas apa yang didapat oleh Prabowo dari simbol bintang empat tersebut? Pertama, dengan membukakan pintu atas keberlanjutan pangkat Prabowo di kemiliteran, secara simbolik terkandung arti bahwa Jokowi akan menutup buku tentang segala dugaan pelanggaran yang pernah disematkan kepada Prabowo.
Arti lainnya adalah bahwa secara simbolik Jokowi telah memulihkan nama Prabowo, terutama di mata pemerintahannya.