Kelima, isu terkait global fragmentation. Isu ini membuat terjadinya peningkatan tajam dalam pembatasan komersial, baik ke dalam maupun ke luar.
"Ini justru dapat melemahkan kerja sama yang diperlukan untuk melindungi negara dalam menghadapi tantangan global,” lanjut Menteri Anas.
Baca juga: Soal Seleksi Sekolah Kedinasan, KemenPAN-RB: Jangan Percaya yang Janjikan Kelulusan
Keenam, protectionism. Beberapa negara telah mengadopsi kebijakan proteksionisme dengan membatasi impor dan memberikan subsidi kepada industri dalam negeri.
Hal tersebut, kats Anas patut diwaspadai, karena dapat mengganggu pasar global dan menciptakan ketidaksetaraan dalam perdagangan.
“Menyikapi hal ini, Kemendag perlu melakukan mitigasi risiko terhadap dinamika yang sedang berkembang saat ini di kancah global,” jelasnya.
Saat pembukaan raker, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa sektor perdagangan memberikan kontribusi sebagai sektor terbesar kedua dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selama 2023, sektor perdagangan memberikan kontribusi sebesar 12,94 persen dan diikuti dengan tren surplus perdagangan selama 45 bulan berturut-turut.
Baca juga: Bangun Kanal Layanan ASN, Kemenpan-RB Percepat Pembahasan RPP Manajemen ASN
Menteri yang akrab disapa Zulhas itu berpesan agar jajaran Kemendag dapat terus melanjutkan kinerja yang sudah berjalan dengan baik. Ia menekankan tiga hal yang harus menjadi fokus kerja dari Kemendag.
Pertama, pasar menjadi fokus utama sebagai keberlanjutan program yang penting. Kedua, UMKM harus menjadi fokus karena dapat menjadi kunci pertumbuhan ekonomi.
"Kemudian yang ketiga, untuk meningkatkan ekspor, memperluas pasar nontradisional, dan memperkuat pasar di luar negeri, maka atase perdagangan harus dapat diperkuat,” ujar Zulhas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.