"Hal itu tentu saja akan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan 5 tahun ke depan karena bukan tidak mungkin gangguan-gangguan dari parlemen akan sering terjadi," sambung Bawono.
Sementara itu, peneliti lembaga survei Charta Politika Indonesia Ahmad Baihaqi mengutarakan pendapat berbeda.
Menurut dia pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh hanya membahas persoalan politik secara umum biasa dan kepentingan jangka pendek saja.
Akan tetapi, kata Ahmad, tidak menutup kemungkinan keduanya juga membahas hasil pilpres 2024. Meski begitu, dia masih ragu keduanya berbincang soal hitung-hitungan siapa saja yang bakal masuk koalisi pendukung pemerintah di dalam pertemuan itu.
Baca juga: Jokowi Bertemu Surya Paloh di Istana, Kubu Prabowo: Saatnya Duduk Bersama
Ahmad meyakini Partai Nasdem dan Surya Paloh tak begitu saja berbalik arah meninggalkan Koalisi Perubahan dan merapat kepada kubu yang berpeluang memerintah selama 5 tahun mendatang.
"Terkait apakah mengajak Nasdem untuk masuk koalisi nantinya, menurut saya saat ini masih terlalu dini, apalagi KPU masiuh melakukan proses perhitungan suara," ucap Ahmad.
"Seandainya itu terjadi saya rasa Nasdem masuh menjaga etika kepada partai koalisi pengusung Anies-Muhaimin," sambung Ahmad.
Presiden Jokowi sebelumnya memaparkan perbincangan dia dengan Surya Paloh saat jamuan makan malam, dalam peresmian Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RS PPN) Panglima Besar Soedirman dan 20 Rumah Sakit TNI, di RSPPN, Jalan RC Veteran Raya, Bintaro, Jakarta Selatan.
Baca juga: Fokus Kawal Hasil Pemilu, PDI-P Enggan Tanggapi Pertemuan Surya Paloh dan Jokowi
"Itu sebetulnya, saya itu sebetulnya hanya jadi jembatan," kata Jokowi.
Jokowi menyatakan hanya ingin menjadi penghubung komunikasi dari berbagai hal.
"Yang penting nanti partai-partai (yang mengurus). Saya ingin menjadi jembatan untuk semuanya. Urusan politik itu urusan partai," tutur Jokowi.
Lebih lanjut Jokowi berujar, pertemuan itu adalah pertemuan politik biasa.
Baca juga: PKS Hargai Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi, Ingin Fokus Kawal Suara Pileg Dulu
Mantan Wali Kota Solo ini menuturkan, pertemuan itu akan sangat bermanfaat bagi perpolitikan di Tanah Air.
Ia pun tidak ambil pusing terkait pihak mana yang meminta pertemuan itu terlebih dahulu, baik pihak Istana maupun Partai Nasdem.
"Saya kira dua-duanya enggak perlu, lah, siapa yang undang. Enggak perlu. Yang paling penting memang ada pertemuan dan itu akan sangat bermanfaat bagi perpolitikan kita, bagi negara kita," jelas Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.