Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibanding PKS, Pengamat Nilai PDI-P Lebih Mungkin Jadi Oposisi jika Prabowo-Gibran Menang Pilpres

Kompas.com - 19/02/2024, 19:49 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai PDI-P yang lebih memungkinkan menjadi oposisi pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, ketimbang Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Hal ini disampaikan usai ditanya kemungkinan PDI-P dan PKS bersatu sebagai oposisi atau kubu di luar pemerintahan apabila pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka resmi menang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Dari sisi struktur kekuasaan politik yang ada saat ini, hanya PDI-P yang memungkinkan untuk berada di luar kekuasaan," kata Dedi kepada Kompas.com, Senin (19/2/2024).

Namun, Dedi mengatakan bahwa sikap politik PDI-P itu akan ditentukan oleh Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Soal Pertemuan Jokowi-Surya Paloh, Hasto PDI-P: Perkuat Kecurigaan Ada Persoalan Terkait Pemilu

Menurut Dedi, Megawati memiliki banyak alasan untuk membawa gerbong partainya menjadi oposisi pemerintahan kelak.

"Megawati punya banyak alasan untuk beroposisi, mulai dari hubungan buruknya dengan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), Prabowo hingga Jokowi," ujarnya.

Hal itu dinilai berbanding terbalik dengan PKS yang tidak memiliki masalah dengan Partai Gerindra dan Prabowo.

Bahkan, Dedi mengatakan, PKS selama ini cukup dekat dengan Gerindra maupun Prabowo.

Kendati demikian, menurut dia, satu hal yang masih mungkin membuat PKS menjadi oposisi, yakni jarak dengan Presiden Jokowi.

"Karena bagaimanapun, Jokowi masih tetap akan berkuasa melalui Gibran, meskipun sebatas cawapres yang dalam undang-undang tidak miliki kewenangan eksekutif," kata Dedi.

Baca juga: Megawati Kritik Pemerintah hingga Singgung Orde Baru, Pengamat: PDI-P Perankan Oposisi

Dia juga memprediksi Jokowi bisa saja membuat kewenangan eksekutif untuk Gibran sebagai wakil presiden.

Hal tersebut, menurut Dedi, merupakan bagian dari lobi politik Jokowi ke Prabowo sebagai presiden yang dimenangkan olehnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya siap menjadi oposisi dalam pemerintahan ke depan.

Baca juga: Posisi PKS Terkait Pemerintahan Akan Diputuskan Majelis Syuro Setelah KPU Umumkan Hasil Pemilu

Dalam pandangannya, tugas menjadi oposisi tak kalah terhormat karena turut meningkatkan demokrasi, seperti ketika pemerintahan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Ketika PDI Perjuangan berada di luar pemerintahan tahun 2004 dan 2009, kami banyak diapresiasi karena peran serta meningkatkan kualitas demokrasi. Bahkan, tugas di luar pemerintahan, suatu tugas yang patriotik bagi pembelaan kepentingan rakyat itu sendiri,” kata Hasto pada 15 Februari 2024.

Sementara itu, Juru Bicara PKS M Kholid menyatakan partainya belum menentukan langkah politik apakah bakal menjadi koalisi atau oposisi dalam pemerintahan 2024-2029.

Dia mengatakan, saat ini pihaknya masih fokus untuk mengamankan suara Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

Baca juga: Nasdem-PKB Diprediksi Gabung Prabowo-Gibran, PDI-P dan PKS Oposisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com