Selain mencari sumber pendanaan baru agar strategi stimulus tak lagi bersumber dari utang, Dradjad berpendapat penyusunan RAPBN 2025 pun sebaiknya sudah melibatkan tim Prabowo-Gibran.
"(Pelibatan di penyusunan RAPBN 2025) supaya peta risiko, ancaman, dan solusinya sudah disiapkan bersama-sama (dengan tim dari rezim pemerintahan baru)," tutur Dradjad.
Secara politik, pelibatan tim dari rezim pemerintahan baru dalam pembahasan RAPBN 2025 ini sangat mudah dilakukan. Terlebih lagi calon presiden dan calon wakil presiden yang diproyeksikan menang adalah menteri di kabinet saat ini dan putra dari Presiden Joko Widodo.
Dradjad mengingatkan pula, imbas situasi global bagi Indonesia akan datang dari sektor pangan, energi, dan keuangan.
Khusus sektor keuangan, ini karena pembiayaan Indonesia sekarang banyak tergantung ke surat utang. Bila dampak ekonomi global merembet ke Indonesia, imbas di sektor keuangan akan berpengaruh hingga ke perbankan, yaitu di suku bunga dan alokasi kredit.
"Ujungnya akan berdampak pula ke investasi swasta," ujar Dradjad.
Sebagaimana dikutip dari Associated Press (AP), Inggris menyusul Jepang menghadapi situasi technical recession. Kedua negara menyatakan ekonomi mereka kembali mengalami perlambatan pada kuartal terakhir 2023, menyambung perlambatan di kuartal sebelumnya.
Adapun Amerika Serikat sejauh ini masih mampu menepis ancaman resesi sebagaimana prediksi banyak kalangan. Sebelumnya, suku bunga tinggi yang diterapkan Amerika Serikat diyakini akan memperlambat ekonomi negara itu karena inflasi tinggi.
Baca juga: Pahami Pengertian Resesi Ekonomi dan Dampaknya
Perlambatan terpantau juga di China, sekalipun angka pertumbuhan Negeri Tirai Bambu ini masih lebih tinggi dibanding Amerika Serikat.
Adapun Jerman, masih dalam situasi tekanan akibat konflik Rusia-Ukraina yang belum kunjung reda. Meskipun, perlambatan ekonomi Jepang telah mengerek posisi Jerman menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketiga dunia.
Kelima negara di atas merupakan mitra dagang utama Indonesia. Pada 2023, hanya China yang masih mencatatkan surplus neraca dagang bagi Indonesia, berdasarkan data Kementerian Perdagangan.
Indonesia diyakini masih mencatatkan pertumbuhan pada 2024, tetapi tidak setinggi pada 2023. Bank Dunia, misalnya, masih memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh di kisaran 5 persen pada 2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.