Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin: Sama dengan Pemilu Lalu, Belum Apa-apa Sudah Ada yang Sujud Syukur

Kompas.com - 14/02/2024, 23:26 WIB
Singgih Wiryono,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin meminta para pendukungnya untuk tidak lengah mengawal proses penghitungan suara Pemilu 2024.

Termasuk tidak terkecoh dengan hasil hitung cepat yang mungkin bisa dimainkan, sehingga bisa menimbulkan euforia seperti yang dilakukan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat pemilu 2019 lalu.

"Jangan lengah, jangan terprovokasi, jangan terhipnotis oleh berita-berita maupun berbagai perkembangan yang dimainkan, sama dengan pemilu yang lalu. Belum apa-apa sudah ada yang sujud syukur," katanya saat konferensi pers di Markas Timnas Anies-Muhaimin, Rabu (14/2/2024).

Baca juga: Anies Janji Tak Akan Bergeser dari Gerakan Perubahan Apapun yang Terjadi

Cak Imin juga meminta agar seluruh simpatisannya bisa melanjutkan mengawal perhitungan suara di Komisi Pemilihan Umum.

Dia meminta semua waspada karena proses perhitungan masih sangat panjang.

"Waspada lah karena pada dasarnya proses ini masih panjang, ada yang harus kita jaga. Kepada para saksi-saksi, para caleg-caleg PKB dan partai pendukung, Nasdem, PKS, dan partai-partai lain, tolong terus kawal suara, amankan suara amin dan PKB," imbuhnya.

Di sisi lain, Cak Imin mengucapkan terimakasih kepada para simpatisan atas kepercayaan mereka memberikan suara kepada paslon nomor urut 1 Anies-Muhaimin.

Baca juga: Jubir Timnas Amin: Siapa Pun yang Menang Secara Fair Akan Kami Hormati

"Kepercayaan seluruh warga bangsa atas pilihannya kepada AMIN adalah kepercayaan yang menjadi mandat perjuangan kita semua," katanya.

Terakhir, dia menyinggung terkait dengan kecurangan yang kemungkinan akan diproses oleh tim hukum nasional Anies-Muhaimin.

"Kita tunggu laporan dari tim hukum nasional berbagai kecurangan, berbagai masalah-masalah atas penyelenggaraan pemilu tahun ini," tandasnya.

Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud: Pilpres Diwarnai Kecurangan Terstruktur, Masif, Sistematis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com