Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Tren Pemimpin Muda, Sekjen Gelora Sebut Kehadiran Gibran Sejalan dengan Fenomena Sekarang

Kompas.com - 10/02/2024, 20:47 WIB
Dwi NH,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyatakan bahwa saat ini sedang terjadi gelombang perubahan kepemimpinan dari generasi tua ke generasi muda.

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelora Mahfuz Sidik, kehadiran Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) adalah fenomena atau tren saat ini, bukan sekadar perkembangan linear yang terjadi begitu saja.

“Fenomena ini juga ada di banyak negara. (Ada tren) munculnya pemimpin muda mulai dari presiden, perdana menteri (PM) dengan usia di bawah 40 tahun. Lalu, ada 33 negara yang memiliki regulasi yang mengatur syarat minimal untuk maju sebagai kepala negara adalah 35 tahun,” ucapnya dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman Partaigelora.id, Sabtu (10/2/2024).

Pernyataan tersebut disampaikan Mahfuz dalam diskusi Gelora Talks bertajuk “Pilpres 2024: Membedah Agenda Keumatan Prabowo-Gibran”, yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Gelora TV, Rabu (3/1/2024).

Baca juga: Tertawa Saat Umurnya Dibandingkan dengan Emil Dardak, Prabowo: Banyak Pemimpin Muda Muncul

Ia mengungkapkan bahwa tren kehadiran pemimpin muda tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga merupakan fenomena global.

Mahfuz membagikan pengalamannya di lapangan yang sudah empat kali ikut pemilihan umum (pemilu), di mana bersama teman-temannya di daerah pemilihan, mereka memasang spanduk khusus dengan tema pemimpin muda.

Menurutnya, banyak warga yang datang bukan karena keberatan, tetapi justru meminta spanduk tersebut untuk dipasang di rumah mereka. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat dalam menyambut kehadiran pemimpin muda pada 2024.

Mahfuz mengungkapkan bahwa fenomena perubahan kepemimpinan tidak hanya terjadi di tingkat nasional, tetapi juga di daerah.

Baca juga: Ingat, Hari Pemilu 14 Februari Ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional

Ia berpendapat bahwa hal tersebut menandakan adanya lompatan besar dalam proses perpindahan kepemimpinan dari generasi tua ke generasi muda.

“Saya kira kita semua sepakat, bahwa Pemilu 2024 ini bukan hanya satu prosesi demokrasi lima tahunan saja, tetapi juga punya makna strategis yang lebih penting, yaitu adanya proses transisi kepemimpinan,” imbuh Mahfuz.

Tren populasi dan pemilih muda

Mahfuz mengungkapkan bahwa ketika membicarakan profil demokrasi di Indonesia, terdapat dua tren utama saat ini, yaitu tren populasi dan tren pemilih muda.

Dari total penduduk Indonesia, sekitar 69 persen masuk dalam kategori usia produktif, yakni berusia antara 15 hingga 40 tahun.

Baca juga: RI Perlu Manfaatkan Bonus Demografi dengan Memperkuat Kewirausahaan

Dari persentase tersebut, sekitar 66 juta orang berusia antara 0 hingga 14 tahun. Dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang, generasi ini akan memasuki level penduduk muda, yang merupakan bonus demografi bagi Indonesia.

Selain itu, 52 persen pemilih dalam Pemilu 2024 merupakan pemilih pemula dan pemilih muda, yang berusia antara 17 hingga 40 tahun.

“Artinya, mayoritas pemilih pada Pemilu 2024 adalah dua profil tadi. Dan hal ini juga (memiliki) korelasi dengan kepemimpinan politik di daerah, nasional, dan global,” kata Mahfuz.

Berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), terdapat 42 kepala daerah yang berusia di bawah 40 tahun dan 100 kepala daerah berusia antara 40 hingga 49 tahun.

Baca juga: Peran Media dan Sepinya Pembahasan Mengenai Pemilu Legislatif

Dengan demikian, total terdapat 142 kepala daerah yang berusia 50 tahun ke bawah.

“Sementara itu, di legislatif, dari 580 anggota DPR RI hasil Pemilu 2019, terdapat 86 anggota DPR yang berusia 21-40 tahun dan 165 anggota DPR RI yang berusia 41-50 tahun,” jelas Mahfuz.

Dengan demikian, lanjut dia, lebih dari 40 persen atau hampir 250 anggota DPR memiliki usia 50 tahun ke bawah.

Layak bersanding dengan para cawapres

Sementara itu, Anggota Dewan Pakar  Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Mulya Amri memberikan komentar positif mengenai penampilan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam debat terakhir.

Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Usai Debat Terakhir, H-6 Pencoblosan Pilpres

Menurutnya, penampilan Gibran dalam debat tersebut sangat luar biasa dan merupakan kejutan bagi banyak orang yang meremehkan kemampuannya.

“Ini menjadi surprise, ketika banyak yang underestimate terhadap penampilan Mas Gibran. Justru menunjukkan Mas Gibran sanggup dan layak bersanding dengan para cawapres lainnya yang lebih senior,” kata Mulya Amri.

Ia menyatakan bahwa Gibran tidak hanya muncul dan tampil di atas panggung, tetapi juga menguasai semua materi debat, termasuk persoalan hukum dan hak asasi manusia (HAM), serta aspek sosial dan ekonomi.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Gibran memiliki kemampuan yang layak untuk bersaing dengan para cawapres lainnya yang lebih senior.

Baca juga: Ini Lokasi TPS Tempat Capres-Cawapres Mencoblos pada 14 Februari 2024

“Mas Gibran tidak sekedar mengimbangi, tetapi juga memberi warna dan memikat hati kepada pemirsa dan pemilih, tapi beliau benar-benar menguasai materi debat,” imbuh Mulya Amri.

Ia menambahkan bahwa kekuatan Gibran dalam debat cawapres kemarin juga terlihat dari sikap hangatnya dalam menyapa anak muda.

Menurut Mulya Amri, ketika seorang anak muda menyapa anak muda, hal tersebut terdengar lebih otentik.

“Terbukti Mas Gibran yang paling baik bicara tentang masa depan, tidak seperti cawapres lainnya,” jelasnya.

Baca juga: TKN Sebut Peserta Kampanye Prabowo-Gibran di GBK Lebih Banyak dari Perkiraan

Sementara itu, Komandan Tim Fanta TKN Prabowo-Gibran Arief Rosyid bahwa kemenangan pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 bukan hanya kemenangan bagi seluruh rakyat Indonesia, tetapi juga menjadi kemenangan bagi anak muda.

Menurutnya, kombinasi antara generasi senior dan generasi junior yang diwakili oleh Prabowo dan Gibran merupakan pasangan yang sempurna.

“Prabowo-Gibran memperjuangkan peran anak muda, dan akan dipastikan jumlah anak muda di ruang-ruang publik semakin bertambah terus,” tutur Arief.

Baca juga: Kasus Pneumonia Meningkat, Kemenkes Imbau Warga Pakai Masker di Ruang Publik

Prabowo-Gibran berkomitmen lanjutkan pembangunan Jokowi

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum (Ketum) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Ryano Panjaitan menilai bahwa Prabowo-Gibran adalah pasangan calon yang paling berkomitmen dalam melanjutkan kemajuan pembangunan yang telah dicapai oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) dari segi investasi dan pembangunan di daerah.

Menurutnya, di era pemerintahan Jokowi, terjadi kemajuan signifikan dalam pemerataan investasi di luar Pulau Jawa yang meningkat dari 35 persen menjadi 53 persen.

“Hanya Pak Prabowo yang betul-betul berkomitmen melanjutkan apa yang dilakukan Pak Jokowi, terutama hilirisasi,” kata Ryano.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Prabowo berjanji akan meneruskan kebijakan Presiden Jokowi untuk melawan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang dianggapnya sebagai ancaman bagi Indonesia sebagai pemilik sumber daya alam (SDA).

Baca juga: Dinas SDA: Pengerukan Kali Sarua Berlangsung Sepanjang 1,2 Kilometer

Ryano menyatakan bahwa Prabowo adalah pemimpin yang tegas, berani, dan tidak mudah ditekan oleh siapa pun, terutama oleh pihak asing.

“Besar harapan kami agar anak-anak muda mendukung Prabowo-Gibran. Selain akan menurunkan stunting, juga akan meningkatkan kecerdasan anak muda. Hanya Prabowo yang konsen dengan pemuda,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com