Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Ingatkan Jokowi Bisa Ditinggal Koalisi Prabowo, TKN: Usai Lengser, Jokowi Rakyat Biasa

Kompas.com - 09/02/2024, 16:09 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Arief Rosyid Hasan membalas PDI-P yang mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa saja ditinggal koalisi Prabowo-Gibran usai lengser.

Arief mengatakan, Jokowi hanya akan kembali menjadi rakyat biasa usai lengser dari Presiden.

"Pak Jokowi di banyak kesempatan menyampaikan setelah jadi Presiden akan menjadi rakyat biasa. Beliau dari rakyat, dicintai rakyat, dan akan kembali ke rakyat," ujar Arief saat dimintai konfirmasi, Jumat (9/2/2024).

Baca juga: Prabowo Kampanye di Sidoarjo, TKN: Penting Yakinkan Pemilih Jatim H-5 Pencoblosan

Arief menjelaskan, Jokowi tidak memiliki kepentingan apapun selain demi bangsa dan negara.

Dia menyebut rencana Jokowi yang akan kembali menjadi rakyat biasa sebagai teladan sempurna.

"Seperti itulah teladan sempurna sebagai negarawan, tidak melulu bicara kepentingan dan kekuasaan," imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun mengingatkan Presiden Joko Widodo agar sadar diri dengan kekuasaannya saat ini.

Ia berharap mantan Wali Kota Solo itu tak terlena dengan berbagai pihak yang ada di sekelilingnya.

Apalagi, pihak-pihak yang saat ini duduk di Koalisi Indonesia Maju (KIM) serta mendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

“Ini hati-hati, pertanyaannya apakah koalisi besar tadi itu semua kompak ikhlas lahir batin untuk kawal Jokowi?” ucap Komarudin dalam program Gaspol! yang tayang di YouTube Kompas.com, Kamis (8/2/2024).

Ia lantas mengingatkan Jokowi bahwa ada batas dalam kekuasaan.

Baca juga: TKN Ungkap Prabowo Telah Penuhi Janji untuk Majukan Sepak Bola Indonesia

Komarudin pun menyinggung proses turunnya Presiden ke-2 RI Soeharto pada tahun 1998.

Kala itu, orang dekat Soeharto, Harmoko, yang menjabat sebagai pimpinan DPR/MPR sempat menyatakan bahwa masyarakat masih menginginkan Soeharto untuk memimpin pemerintahan.

“Pak Harmoko (mengatakan), 'Bapak masih dikehendaki oleh rakyat Indonesia',” jadi waktu sidang umum (MPR) dia semangat pukul palu sampai palu terlepas dari tangkai,” tutur dia.

Namun, Komarudin menekankan, saat gelombang demonstrasi mahasiswa semakin besar sampai memasuki dan menduduki gedung DPR RI, sikap Harmoko pada Soeharto berubah.

Baca juga: Ahok Kritik Gibran, TKN: Trouble Maker, Mulutnya Enggak Beri Kesejukan

“Berapa waktu kemudian mahasiswa duduki DPR, dia (Harmoko) datang minta Pak Harto untuk mundur,” sebutnya.

Anggota Komisi II DPR RI ini pun mengaku khawatir Jokowi akan kecewa dengan banyak pihak yang saat ini selalu berada di sekitar dan memuji-mujinya.

"Pak Jokowi orang yang saya pernah berjuang sama-sama. Jelek-jelek begini pernah jual mobil untuk perjuangkan dia untuk jadi Gubernur DKI Jakarta. Di tangan saya ini ikut tanda tangan rekomendasi dia jadi Gubernur DKI Jakarta. Waktu itu Pak Taufik (Kiemas) tidak mau. Ini saya masih harap sekali dia jangan terlalu percaya orang-orang ini. Saya khawatir, dia besok kecewa,” papar Komarudin.

Terakhir, ia kembali mengingatkan bahwa setelah tak lagi menjabat, seseorang kerap ditinggalkan oleh pihak-pihak yang selama ini selalu memuji atau mencari muka padanya.

Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (6/11/2023).KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (6/11/2023).

“Jadi kau itu dielu-elukan, disenangi orang itu karena kau punya jabatan, punya kekuasaan. Tapi habis itu biasa, semua akan pergi,” imbuh dia.

Diketahui bahwa hubungan PDI-P dan Jokowi telah renggang semenjak Gibran maju sebagai cawapres Prabowo.

Dalam berbagai kunjungan kerja (kunker) ke daerah dan membagikan bantuan sosial (bansos), Jokowi pun tak pernah tampak bersama Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang merupakan kader PDI-P.

Baca juga: TKN Prabowo-Gibran: Ahok kalau Enggak Ngomong Sakit

Saat PDI-P berulang tahun, Jokowi juga tak tampak memberikan ucapan selamat. Ia hanya mengirimkan bunga saat Ketua PDI-P Megawati Soekarnoputri merayakan ulang tahun ke-77 pada 23 Januari lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com