Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Rido Hermawan, M.Sc
Pengajar Lemhannas

Tenaga Ahli Pengajar Bidang Kewaspadaan Nasional di Lemhannas

Sesar Politik Kesadaran Berbangsa Indonesia

Kompas.com - 04/02/2024, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain itu, perlunya peningkatan pemahaman tentang keanekaragaman budaya dan penghormatan terhadap hak-hak setiap individu dapat menjadi landasan kuat bagi kesadaran berbangsa yang berkemajuan—tentu dengan berbagai kegiatan positif untuk mengaplikasikannya.

Dengan langkah nyata, termasuk reformasi politik, pendidikan, dan partisipasi aktif masyarakat, kita dapat bersama-sama mengatasi tantangan ini dan membangun Indonesia yang kokoh dalam keragaman.

Kesadaran berbangsa bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan panjang menuju persatuan yang semakin erat dan kokoh.

Ibu Pertiwi yang hamil tua

Kandungan Ibu Pertiwi kali ini, rupanya perlu mendapat penanganan khusus. Sebab di dalam rahimnya bersemayam seorang pemimpin berikutnya yang akan melanjutkan tongkat estafet kepresidenan yang ke delapan.

Namun sepertinya ada gelagat, seolah ia tak bisa melahirkan secara normal— dan harus ada upaya sesar.

Mengapa? Kalau tidak disesar, maka bayi yang suci dengan potensi baik tidak akan lahir dan akan mati bersama ibunya. Kalaulah iya, maka dokter sesarnya harus sang resi agung berhati bersih dengan budi pekerti yang luhur.

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada 2024, jadi Pemilu ke-13 bagi kita. Berbeda jauh dengan Pemilu perdana pada 1955 yang tercatat sebagai paling demokratis, Pemilu kali ini diwarnai begitu banyak peristiwa dan praktik mencengangkan—yang terpampang secara gamblang dan sulit terpahami secara lugas, entah karena apa.

Lucunya, melihat kehebohan dan kemusykilan yang berlangsung itu, bangsa kita nyaris tak bisa berbuat apa-apa, kecuali menelan ludah bolak-balik.

Semua piranti yang ada, seolah tak sadar dan digerakkan untuk melanggengkan drama fenomenal hasrat dan melibas asumsi, sakwasangka dan pemikiran siapa pun yang mengamatinya.

Terkait itu, sejatinya kita sudah punya preseden yang bagus. Pada 1 Desember 1956, Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai wakil presiden—setelah dua kali melayangkan surat pengunduran diri kepada Ketua DPR, Sartono.

Apa pasal? Ia mengaku tak lagi seiring jalan dengan Bung Karno selaku presiden—yang kala itu hanya berpusat pada dirinya sendiri (egosentris).

Sayangnya, teladan sebagus itu tak lagi jadi pedoman dan seakan tak digubris para putra terbaik yang menjadi kontestan dan pengusungnya saat ini.

Mereka seolah menganggap posisi strategisnya, diyakini dengan iman yang kuat, tidak akan menimbulkan konflik kepentingan.

Meskipun kenyataan yang terjadi, justru sebaliknya... Ehm, fenomena pelangi yang luar biasa dan para penidur yang tersadar pun hanya kaget dan tergagap dengan bergumam—memang boleh?

Pemilu paling kiwari yang sedang kita gelar tahun ini, tentu menjadi momen krusial dalam perjalanan demokrasi bangsa, menyongsong Indonesia Emas 2045.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com