Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Refleksi Politik Indonesia atas Memanasnya Politik di Filipina

Kompas.com - 02/02/2024, 06:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

POLITIK di Filipina mendadak memanas karena Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr atau dikenal juga dengan Bongbong Marcos, yang pada pemilihan umum 2022 lalu berpasangan dengan anak mantan presiden Rodrigo Duterte, yaitu Sara Duterte, justru diancam akan digulingkan oleh Rodrigo Duterte.

Ancaman tersebut lahir karena presiden terpilih, Bongbong Marcos, mendukung rencana amandemen konstitusi Filipina, yang salah satunya berisikan tentang rencana pembatalan masa jabatan presiden yang saat ini berlaku.

Dalam konstitusi Filipina, presiden hanya boleh dipilih sekali untuk masa jabatan 6 tahun, setelah itu tidak bisa dipilih lagi.

Namun dalam perkembangan baru-baru ini, muncul wacana untuk menghapus masa jabatan presiden di mana Bongbong Marcos masuk ke dalam kelompok politik yang ingin membatalkan batasan masa jabatan tersebut.

Hal tersebut ditambah dengan sebab minor lainnya, yakni posisi wakil presiden, Sara Duterte yang notabene adalah putri Rodrigo Duterte, cenderung kurang dianggap di dalam pemerintahan Bongbong.

Bahkan dikabarkan, telah terjadi friksi politik di dalam pemerintahan Filipina yang tak mampu dikelola oleh Bongbong.

Pasalnya, sejak mencuatnya wacana pembatalan batasan masa jabatan presiden di dalam konstitusi negara dengan sebutan Pearl of the Orient Seas itu, pembelahan politik di Filipina semakin tajam di antara kedua kubu.

Dan putri Duterte, yang notabene masuk ke dalam kelompok kontra terhadap wacana tersebut semakin diasingkan di dalam pemerintahan.

Apa yang sedang terjadi di Filipina mengingatkan kita pada apa yang pernah terjadi di negeri ini sejak dua tahun lalu dan berpotensi terjadi setelah pemilihan presiden tahun 2024 ini.

Pasalnya, pemilu di Filipina 2022, memiliki banyak kesamaan dengan pemilihan presiden Indonesia di tahun 2024.

Sejak 2022 lalu, beberapa kali wacana tentang perpanjangan masa jabatan presiden dan penambahan masa jabatan presiden muncul ke permukaan. Termasuk kemunculan wacana tentang amandemen konstitusi yang terkait dengan masa jabatan presiden.

Jadi sebelum Filipina diguncang oleh isu amandemen konstitusi tentang penghapusan masa jabatan presiden, di Indonesia telah lebih dahulu muncul wacana yang sama.

Namun karena kencangnya penolakan publik, akhirnya wacana tersebut gugur dengan sendirinya karena gagal mendapatkan legitimasi di ruang publik.

Kendati demikian, arah dan pola Pilpres Indonesia akhirnya justru menyerupai Pilpres di Filipina.

Gugurnya wacana tiga periode dan perpanjangan masa jabatan presiden, akhirnya Mahkamah Konstitusi muncul dengan keputusan yang memberikan lampu hijau kepada anak presiden yang sedang berkuasa untuk ikut berkontestasi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com