Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Ada Aparat Paksa Kader Turunkan Bendera PDI-P saat Jokowi Kunker ke Yogya

Kompas.com - 01/02/2024, 16:45 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mendapatkan sejumlah laporan terkait intimidasi yang dilakukan aparat saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Selain ada penganiayaan seorang warga yang membentangkan spanduk "Pilih Ganjar" saat rombongan Jokowi melintas, Hasto juga menerima laporan soal perintah aparat kepada kadernya untuk menurunkan bendera PDI-P.

Hasto turut memutarkan rekaman percakapan seoragn perempuan tentang upaya penurunan bendera PDI-P ketika kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Gunungkidul. Rekaman ini diperdengarkan Hasto dalam jumpa pers di kantor DPP PDI-P, Kamis (1/2/2023).

Baca juga: PDI-P Klaim Sentimen Positif Ganjar-Mahfud di Media Sosial Mencapai 72 Persen

Dalam rekaman itu, sang perempuan menyampaikan kondisi Kabupaten Gunungkidul, DIY, yang mencekam ketika Jokowi datang. Mobil tank dan mobil Brimob lalu-lalang.

"Seperti mau perang. Saya sebagai ketua partai, saya ditelepon oleh, yang saat itu dimarahi dua orang yang mengaku Paspamres untuk menurunkan bendera," ungkap suara yang rupanya Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih.

Endah menanyakan alasan Jokowi sampai takut dengan bendera PDI-P. Dia didatangi oleh dua anggota Paspampres dan diminta untuk menurunkan bendera PDI-P.

Menurut Endah, alasan Paspampres ialah ingin mengamankan Presiden Jokowi.

"Presiden nanti mau jalan minimal jalan yang mau dikasih presiden untuk tidak dipasang bendera," kata dia.

Baca juga: KPK Panggil Ribka Tjiptaning sebagai Saksi Kasus Proteksi TKI, PDI-P Duga Ada Upaya Kriminalisasi

Endah menyampaikan perjalanan Jokowi dari Yogyakarta sampai Gunungkidul sangat panjang. Di sisi lain, bendera PDI-P yang sudah terpasang mencapai 3.000.

"Saya tidak mau menurunkan kecuali ini perintah presiden silakan saudara turunkan dan saya akan menemui. Mereka menyampaikan kami tidak bisa menurunkan, bu, karena yang pasang bukan saya jadi ibu yang harus turunkan," kata Endah.

"Saya jawab mohon maaf di dalam adabnya PDI Perjuangan bendera yang sudah kami kibarkan pantang untuk diturunkan. Dan seandainya diturunkan diam-diam, kami akan mencari orang itu dan kami akan menumpahkan darah di situ," sambung Endah.

Hasto melihat intimidasi seperti ini janggal karena rakyat seolah menjadi ancaman bagi penguasa.

"Rakyat sepertinya menjadi ancaman dikerahkan kendaraan-kendaraan militer untuk menakut-nakuti rakyat," kata Hasto.

Sebelumnya diberitakan, video dugaan pemukulan terhadap seorang warga saat kunjungan Presiden Jokowi ke Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (30/1/2024), viral di media sosial (medsos).

Dalam video tersebut terlihat mobil Presiden Jokowi berhenti di depan pasar Argosari, Wonosari.

Saat Jokowi membagikan kaos, ada seorang pria membentangkan spanduk yang bertuliskan "Selamat Datang Pak Jokowi, Kami Sudah Pindah, Kami Pilih Ganjar".

Baca juga: Sekjen PDI-P Harap Mundurnya Mahfud MD dari Menko Polhukam Diikuti Prabowo

Terlihat juga Ketua DPRD Gunungkidul yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih berdebat dengan beberapa orang berbadan tegap.

Sementara itu, pihak Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) membantah anggotanya menganiaya seorang warga Gunungkidul tersebut.

"Terkait kejadian adanya tindakan kekerasan dengan cara mendorong warga yang membentangkan spanduk pada saat kegiatan kunjungan kerja Presiden RI Bapak Joko Widodo ke daerah Wonosari pada Selasa tanggal 30 Januari 2023 yang dilakukan oleh anggota Paspampres adalah tidak benar," kata Asintel Paspampres Kolonel Kav Herman Taryaman dalam keterangan tertulis, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com