Medsos tentu tak perlu diisolasi dalam mengawal pemilu kita. Hanya, yang perlu kita ubah adalah paradigma demokrasi kita.
Kita harus kembali pada inti sari demokrasi sebagai sistem kebebasan individu dan supremasi hukum, bukan tirani mayoritas atau penyamaan paksa.
Media sosial sebenarnya bisa menjadi wadah yang atraktif untuk memperdalam pemahaman, memperluas wawasan, dan memperkuat ikatan sosial.
Namun, hanya jika kita melepaskan kacamata ideologi yang kabur dan abu-abu serta belajar menggunakannya dengan bijaksana.
Medsos bukan arena perpecahan yang meresahkan, melainkan ruang untuk dialog yang setara, beradab, dan produktif.
Perlu diingat bahwa keramaian, keriuhan, atau kegaduhan itu sama sekali tak sama dengan demokrasi. Penggiringan opini tak sama dengan kebenaran.
Mari wujudkan demokrasi sejati, di mana semua suara didengar, dihormati, dan dipertimbangkan dalam tatanan pesta demokrasi kita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.