Akan tetapi, ia mengeklaim, penting seorang capres berkunjung bukan hanya ke daerah padat hanya demi suara.
"Saya tidak dalam rangka kampanye. Saya ke sini untuk bisa melihat ujung-ujung Indonesia. Sekarang kita berteriak-teriak soal elektoral buat saya tidak cukup. Kita harus melihat ujung-ujung Indonesia yang mesti kita lihat dan dengarkan apa yang menjadi harapan mereka," ungkap dia.
"Ini agar kami melihat dan merasakan. Dan kami sudah rasakan. Makanya kampanye pertama saya, saya buat dari Merauke. Daerah yang pasti tidak mudah," ia melanjutkan.
Ganjar pun menyandang status sebagai calon presiden pertama yang berkunjung ke Banda Neira. Asmi (72), seorang janda, begitu tak sabar menanti kedatangan pria berambut putih itu di Bandara Banda Neira sejak pagi hari. Ia tak sendiri.
Puluhan warga lain ikut menyemut, berebut menyalami Ganjar di bandara mungil itu. Asmi mencengkeram tangan saya kuat sekali setelah berhasil bersalaman dengan Ganjar.
"Senang sekali. Belum pernah ada (capres) yang mau ke Banda Neira," kata dia.
Puluhan orang yang sama setia mendampingi Ganjar berkeliling pulau. Dari dalam Toyota Avanza, Ganjar terus membuka jendela dan menjulurkan tangan untuk disalami oleh orang-orang yang berbaris di depan rumah masing-masing, di tepi jalan, di setiap belokan.
Baca juga: Kata Ganjar soal Rencana Mahfud MD Bertemu Presiden untuk Mundur dari Menkopolhukam
Mereka melambaikan tangan sembari mengacungkan ponsel. Anak-anak SD berjejer di tepi pagar dan berteriak lantang "Ganjaaaaar!" ketika mobil berkelir perak itu berderam melintasi sekolah mereka.
Dua orang dosen Universitas Banda Neira sampai meninggalkan ujian seminar untuk sesaat ketika Ganjar melihat-lihat gedung kampus yang sederhana itu.
Dua mahasiswa yang sedang diuji, duduk melongo melihat Ganjar di muka jendela, dengan slide presentasi yang masih tampil di layar.
"Eh lagi ujian, ayo masuk, masuk!" kata Ganjar kaget.
"Sukses ya, Bro!" tambahnya.
Bahkan, saya juga menemui dua orang di dekat rumah pengasingan Sjahrir, merupakan pendukung Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, hanyut dalam euforia yang sama walau malu-malu.
"Aminin saja dulu," kata salah satu dari mereka mengenakan kaos bergambar Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
"Prabowoooo!" sahut temannya yang berkaos hitam.
Mereka turut menanti seorang capres, yang biasanya mereka lihat di televisi saja, tampil sungguhan di depan mata.
Keduanya menyalami dan merekam semua momen itu, sembari menggunakan baju bergambar capres yang mereka dukung masing-masing.
Momen sangat langka seorang capres berkunjung ke kampung mereka memang layak disimpan abadi.
Saya mendapati suasana ketulusan yang begitu utuh dari dua sisi di Banda Neira: pada sisi capres yang tak melawat dalam rangka mengemis suara, juga pada sisi warga yang tak mengemis bantuan dan imbalan dari sebuah kunjungan elite.
Suasana yang, boleh jadi, menambah keteduhan Banda Neira di tengah perangai politik yang semakin tak malu-malu menunjukkan wajah pragmatis dan watak materialistik.
"Betul-betul indah, penuh dengan sejarah, menyesal saya tidak bisa menginap di sini karena kondisi pesawat kemarin," kata Ganjar lagi, kali ini kepada para awak media, selepas kunjungan singkatnya di Banda Neira.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.