Aksi keras yang sedang diterapkan pemerintah Ekuador saat ini adalah pilihan sulit yang ditempuh agar negara dianggap hadir oleh rakyatnya.
Bayangkan, angka kematian akibat kekerasan tahun lalu meningkat menjadi 8.008 kasus. Angka tersebut dua kali lipat dari kematihan pada 2022, yakni sejumlah sekitar 4.500.
Tahun lalu, pascakematian calon presiden Ekuador, Julie Turkewitz dan José María León Cabrera memuat tulisan di The New York Times bahwa dalam lima tahun terakhir, industri penyelundupan narkotika telah menjadi kekuatan luar biasa di Ekuador.
Penilaian tersebut didasarkan atas bergabungnya mafia narkoba asing dengan berbagai geng di penjara dan di jalanan Ekuador.
Dalam waktu pendek, hanya beberapa tahun, geng-geng narkoba telah mengubah wajah negara, memeras bisnis, merekrut kalangan muda, menyusup ke dalam pemerintahan dan membunuh orang-orang yang menyelidiki kejahatan mereka.
Situasi tersebut dianggap mirip dengan fenomena yang terjadi di Kolombia pada 1980-an dan 1990-an. Seharusnya, apa yang terjadi di Kolombia, sebagai negara tetangga langsung Ekuador, dapat diantisipasi sejak dini.
Sebagai negara yang memiliki pelabuhan besar dan mempunyai aktivitas ekspor-impor tinggi, misalnya ekspor pisang, Ekuador tidak sejak awal melakukan pegawasan yang tinggi aktivitas di wilayah tersebut.
Alexandra Valencia and Yury Garcia menulis laporannya di Reuters.com bahwa sekitar 70 persen kokain diselundupkan dengan memanfaatkan pengiriman pisang ke luar negeri, khususnya Eropa.
Data tersebut merujuk kepada pengakuan direktur nasional antinarkotika, Pablo Ramirez pada tahun lalu.
Antisipasi lain yang seharusnya dapat dimitigasi lebih baik adalah pengawasan ketat area perbatasan, baik darat ataupun laut.
Bulan ini, Ekuador berhasil mencegat kapal selam pembawa 3,2 ton kokain di daerah laut Esmeralda. Daerah yang berjarak kurang dari 200 km dari area perbatasan laut Ekuador – Kolombia.
Jika aksi-aksi heroik dari petugas ini dilakukan sejak lima tahun lalu, mungkin situasinya tidak segenting saat ini.
Keterhubungan yang telah masif antara geng narkoba lokal Ekuador dengan geng narkoba di Kolombia, Peru, Meksiko, dan Eropa tentu membuat situasi pengendalian menjadi semakin rumit.
Situasi rumit yang saat ini dihadapi Ekuador, harus dihadapi secara bersama dan simultan terhadap dua isu, pertama konsistensi penegak hukum dan kedua perlindungan terhadap masyarakat.
Infiltrasi kartel ke dalam pemerintahan dan petugas kepolisian atau militer adalah satu isu yang harus benar-benar dibersihkan. Kehadiran negara dianggap eksis jika aparatnya bersih dan tidak terbeli oleh geng narkoba.