“Dengan begitu, Indonesia makmur dan sejahtera sekaligus untuk mencapai Indonesia Emas 2045,” katanya.
Baca juga: Wujudkan Generasi Emas, BKKBN Sulsel Kembangkan Program SMART Lansia
Pada kesempatan sama, Tenaga Ahli BKKBN Dr dr Riyo Kristian Utomo MHKes mengungkapkan bahwa salah satu dampak serta kerugian stunting pada anak, yakni sering sakit-sakitan. Hal ini dinilai dapat memberi dampak jangka panjang terhadap kesehatan anak.
"Stunting bisa berdampak jangka panjang. Salah satunya risikonya yakni penyakit jantung dan kolesterol,” terangnya.
Dokter Riyo menambahkan, berdasarkan studi ilmiah, diketahui bahwa seseorang dengan penyakit jantung, gagal jantung, serangan jantung, diabetes, dan kolesterol, ternyata saat lahir memiliki berat badan sangat rendah.
"Hal yang harus digaris bawahi, penyakit yang ada ketika sudah tua awalnya adalah berat badan lahir rendah," tambahnya.
Baca juga: Bonus Demografi Disebut Ancam IKN, Kepala BKKBN: Kualitas SDM Lokal Harus Naik
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMD Dalduk dan KB) Kulon Progo Drs Ariadi MMNIP mengimbau Tim Pendamping Keluarga (TPK) dapat mendampingi keluarga dengan ibu hamil atau keluarga yang menyusui sampai dengan keluarga yang memiliki anak umur di bawah dua tahun.
Ia juga mengedukasi para remaja tentang kesehatan reproduksi, persiapan pernikahan, dan persiapan untuk memiliki anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.