Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

BKKBN Soroti Peningkatan Lansia di DIY serta Upaya Pencegahan Stunting

Kompas.com - 28/01/2024, 18:25 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk lanjut usia (lansia) di Tanah Air meningkat dari 7,57 persen pada 2012 menjadi 10,48 persen pada 2022. Angka tersebut diproyeksi mengalami peningkatan hingga 19,9 persen pada 2045.

Selanjutnya, terdapat delapan provinsi yang telah memasuki struktur penduduk menua, yaitu persentase penduduk lansia lebih besar dari 10 persen. Dari delapan provinsi tersebut, wilayah yang memiliki angka tertinggi adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan angka sebesar 16,69 persen.

Hal itu dipaparkan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG(K) dalam kegiatan Sosialisasi serta Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) bagi Mitra di wilayah Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Sabtu (27/1/2024).

"Indonesia kebanjiran (penduduk) usia tua,” ujar dr Hasto dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu (28/1/2024).

Baca juga: Kepala BKKBN Ingatkan Bahaya Rokok dan Paparan Asapnya bagi Perokok, Ibu Hamil dan Bayi

Untuk diketahui, kegiatan tersebut digelar BKKBN bersama Pemerintah Desa Kalirejo dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo.

Ia melanjutkan, Indonesia akan sulit maju jika generasi muda yang menopang bangsa memiliki stunting. Oleh karena itu, dr Hasto berharap generasi muda Indonesia bebas stunting.

“Generasi muda harus berkualitas supaya besok bisa mengurus orangtua-orangtua yang sehat," kata dr Hasto.

Menurut dr Hasto, penduduk lansia di DIY merupakan terbanyak. Hal ini menurutnya tak dapat dicegah. Terlebih, harapan hidup manusia saat ini lebih panjang. Meski begitu, upaya mencegah bayi lahir stunting dapat dilakukan.

Baca juga: Angka Stunting di Nias Capai 20 Persen, Kepala BKKBN Paparkan Strategi Jitu untuk Mengatasinya

"Bisa pakai alat atau obat kontrasepsi atau ber-KB untuk mencegah bayi lahir. Namun, mencegah banyaknya lansia itu tidak mungkin. Kami pasti akan mengusahakan lansia panjang umur," terang dr Hasto.

Dokter Hasto melanjutkan, jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di DIY juga menjadi perhatian.

"Sekarang ini, 4 dari 1.000 orang dewasa tertawa sendiri, ngomong sendiri, ODGJ. Banyak itu," katanya.

Untuk itu, lanjut dr Hasto, BKKBN bertekad membangun serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Baca juga: Posyandu Remaja Dinilai Penting, Kepala BKKBN Ingatkan Bahaya Nikah Muda hingga Seks Terlalu Dini

"Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya. Itu yang bagus. BKKBN tidak hanya meningkatkan kualitas keluarga, tapi juga harus meningkatkan kualitas badan juga jiwa," tambahnya.

Dokter Hasto mengatakan bahwa saat ini, ada pula sebutan megalomania, yakni karakter yang merasa diri paling hebat atau tidak mau dikalahkan. Menurutnya, gejala tersebut termasuk kategori gangguan jiwa ringan.

Seiring dengan kondisi tersebut, dr Hasto mengatakan bahwa BKKBN bersama seluruh elemen, termasuk masyarakat, hendaknya menjaga betul tidak hanya anak tidak stunting, tetapi juga anak-anak dengan jiwa yang sehat.

“Dengan begitu, Indonesia makmur dan sejahtera sekaligus untuk mencapai Indonesia Emas 2045,” katanya.

Baca juga: Wujudkan Generasi Emas, BKKBN Sulsel Kembangkan Program SMART Lansia

Risiko penyakit

Pada kesempatan sama, Tenaga Ahli BKKBN Dr dr Riyo Kristian Utomo MHKes mengungkapkan bahwa salah satu dampak serta kerugian stunting pada anak, yakni sering sakit-sakitan. Hal ini dinilai dapat memberi dampak jangka panjang terhadap kesehatan anak.

"Stunting bisa berdampak jangka panjang. Salah satunya risikonya yakni penyakit jantung dan kolesterol,” terangnya.

Dokter Riyo menambahkan, berdasarkan studi ilmiah, diketahui bahwa seseorang dengan penyakit jantung, gagal jantung, serangan jantung, diabetes, dan kolesterol, ternyata saat lahir memiliki berat badan sangat rendah.

"Hal yang harus digaris bawahi, penyakit yang ada ketika sudah tua awalnya adalah berat badan lahir rendah," tambahnya.

Baca juga: Bonus Demografi Disebut Ancam IKN, Kepala BKKBN: Kualitas SDM Lokal Harus Naik

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMD Dalduk dan KB) Kulon Progo Drs Ariadi MMNIP mengimbau Tim Pendamping Keluarga (TPK) dapat mendampingi keluarga dengan ibu hamil atau keluarga yang menyusui sampai dengan keluarga yang memiliki anak umur di bawah dua tahun.

Ia juga mengedukasi para remaja tentang kesehatan reproduksi, persiapan pernikahan, dan persiapan untuk memiliki anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua Panja Sebut RUU Kementerian Negara Mudahkan Presiden Susun Kabinet

Ketua Panja Sebut RUU Kementerian Negara Mudahkan Presiden Susun Kabinet

Nasional
Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta 'Reimburse' Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta "Reimburse" Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Nasional
KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

Nasional
Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com