Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hamid Awaludin

Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia.

Kado Megawati Soekarnoputri

Kompas.com - 25/01/2024, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Itulah sebabnya Megawati tak gampang mengubah posisi dan sikap. Ia memang cenderung “kepala batu.”

Namun justru di situlah kekuatannya, karena dengan sikap seperti itu, ia merawat konsistensinya terhadap apa yang dinilai benar.

Ia menjaga sikap dan posisi dengan prinsip, menolak didesak dan dikibuli, tetapi di saat yang berbarengan, ia juga menampik untuk mendesakkan kehendak dan mengibuli.

Kini, Megawati memasuki fase berikutnya dalam kehidupan demokrasi. Hari-hari belakangan ini, Megawati meradang, berpekik dengan suara lantang. Tidak samar dan saru.

Ia terang-terangan mengekspresikan diri dan keyakinannya bahwa demokrasi yang diperjuangkan dan dirawatnya, hendak dikubur. Demokrasi dalam status penenggelaman.

Dalam pemilihan umum, terutama pemilihan presiden pada tahun ini, Megawati merasa terusik dengan pemaksaan kehendak untuk memenangkan seseorang atau pasangan tertentu. Pelbagai kejadian di lapangan yang mendukung perasaan dan keyakinannya itu.

Pengalaman empirik yang dilewatinya dalam kehidupan berdemokrasi, mengasah nalurinya bahwa ada ancaman serius bagi demokrasi.

Pengalaman buram dalam berdemokrasi yang mengitarinya kini, justru jauh lebih menindih dan menyakitkan dibanding di era Orde Baru.

Pemaksaan kehendak politik telah mempreteli Konstitusi dengan cara mendiktekan keinginan pada Mahkamah Konstitusi.

Dalam konteks ini, Megawati masih sukses merawat Konstitusi ketika ada upaya memperpanjang kekuasaan Jokowi. Megawati menolak menambah masa kekuasaan Jokowi.

Namun, Megawati tidak sukses mencegah Mahkamah Konstitusi menjadi kuda tunggangan dan alat pembenar keputusan politik menjadikan putra Jokowi, Gibran Rakabuming, sebagai calon wakil presiden.

Megawati menyaksikan betul, bagaimana penekanan pada figur-figur politik tertentu untuk mengurungkan niat menjadi pemimpin bangsa dan mencalonkan putra Jokowi, adalah skenario kejam terhadap kelangsungan demokrasi.

Megawati juga mencium aroma tidak sedap bagi penggunaan kedaulatan rakyat karena mobilisasi aparat dan organ negara untuk memenangkan pasangan tertentu.

Semua itu membuat Megawati kembali meradang dan berpekik keras. Pekiknya adalah ikhtiar untuk memfungsikan diri bagi rakyat Indonesia.

Dalam usianya yang memasuki bilangan 77 tahun, justru membuatnya kian energik untuk merawat demokrasi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com