Juga tulisan Samsul, kependekan Asam Sulfat, yang sering jadi serangan komunikasi verbal kepadanya.
Kedua elemen ini kian muda saja ketika disematkan dalam jaket berkerah tinggi, dan sudah pasti berwarna biru, dalam penampilan debat terakhirnya.
Mereka ingin menyatakan melalui busananya bahwa sifat energik akan diteruskan Prabowo-Gibran.
Celana formal tapi tetap pakai sepatu kets selalu diterapkan Gibran, sehingga relevan dengan ceruk calon pemilih dan segmen inti mereka selama ini: Simpatisan Jokowi, irisan pemilih agamis dan nasionalis, lintas agama dan budaya, dan pegawai pemerintahan.
Terakhir, pasangan nomor tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, rasa-rasanya paling sering membetot perhatian selama debat karena tampil beda dan unik.
Bahkan, membalikkan pada kesan eksisting seorang guru besar hukum yang super serius dari seorang Mahfud MD.
Busana khas tentara, khususnya jaket bomber berwarna army pada debat ke-tiga, mengiringi kemeja bernada sama dengan penuh patch dari Ganjar, menimbulkan asosiasi kesan pada Tom Cruise dengan Top Gun-nya.
Jika melihat lakon Tom Cruise terutama di sekuel terakhirnya, keduanya ingin sampaikan sebagai pasangan yang berani, risk taker, dan tuntaskan misi sampai ujungnya. Bukan normatif, tidak sekadarnya.
Pasangan ini ingin berteriak melalui busananya bahwa keduanya memiliki visi dan misi yang jelas dan terukur, sehingga ungkapan visi melanjutkan, namun dengan keunggulan dan percepatan signifikan, terus mereka gelorakan.
Penulis menilai pesan ini selaras dengan konstituen utama mereka selama ini, yakni massa nasionalis, juga sosialis.
Terutama yang punya ideliasme ajaran Soekarno yang menekankan prorakyat dengan spirit keberanian manifestasi slogan, "Merdeka, Merdeka, Merdeka!".
Segmen ini coba diperluas dengen sosok Mahfud yang Nahdliyin Madura, sehingga warna merah dan hijau jadi dominan. Bukan lagi warna busana hitam putih garis yang sempat disebut usulan Jokowi, manakala keduanya masih sehaluan.
Kita semua adalah makhluk komunikasi karena selalu membawa pesan dari setiap tindak interaksi kita dengan orang lain. Apalagi capres dan cawapres yang berusaha meraih simpati dan pilihan pada 14 Februari 2024 jam 07.00-13.00.
Secara teoritik, seperti disampaikan Borg (dalam Wijaya, 2017), sebuah studi yang dilakukan Albert Mehrabian mengenai pesan yang disampaikan melalui komunikasi non verbal menemukan bahwa sebanyak 93 persen dari pesan yang disampaikan adalah melalui nonverbal, sedangkan sisanya sebanyak 7 persen merupakan pesan yang disampaikan secara verbal. Dari sini saja kita tahu betapa besar porsi kegiatan dan otomatis dampaknya.
Salah satu jenis komunikasi non verbal adalah artifaktual (Desideria, 2011). Danesi dalam Rakhmat (2013) mengartikan komunikasi artifaktual sebagai komunikasi yang berlangsung melalui pakaian dan penataan berbagai artefak, misalnya, pakaian, dandanan, dan barang perhiasan.
Ketika orang memilih dan memutuskan untuk mengenakan pakaian tertentu, maka sadar/tidak sadar orang tersebut telah menggunakan pesan nonverbal.
Akhirnya, benarlah kata filsuf Umberto Eco, “I speak through my cloth”. Siapa menuai untung elektabilitas dari pilihan pakaian ini?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.