Ketika itu, Jokowi memperkirakan bahwa akhir dari cerita Game of Thrones bakal memberikan pesan moral bahwa pertarungan pada akhirnya hanya mengakibatkan kehancuran, baik untuk pihak yang menang maupun yang kalah.
Baca juga: Tom Lembong Disinggung Gibran, Muhaimin: Saya Mau Telepon Beliau, Ada yang Kangen Rupanya
"Ketika kemenangan sudah dirayakan dan kekalahan sudah diratapi, barulah kemudian kedua-duanya sadar, bahwa kemenangan dan kekalahan dalam perang selalu hasilnya sama, yaitu dunia yang porak-poranda," ucap Jokowi.
Menutup pidatonya, Jokowi mengajak para pembuat kebijakan, termasuk para menteri dan gubernur bank sentral, untuk mendorong pemimpin negara masing-masing menyikapi situasi ini. Ia juga mengingatkan tentang komitmen kerja sama dan koordinasi untuk menghadapi tantangan masa mendatang.
Usai Jokowi berpidato, seluruh hadirin berdiri dan bertepuk tangan. Presiden menuai pujian dari para pemimpin dunia yang hadir.
Pidato ikonik lain yang disusun Tom Lembong untuk Jokowi berjudul “Thanos”. Pidato ini disampaikan Presiden saat menghadiri World Economic Forum on ASEAN, di Hanoi, Vietnam, 12 September 2018.
Ketika itu, Jokowi menyebut bahwa kondisi perekonomian dunia sedang menuju ‘perang yang tak terbatas’ atau infinity war. Jokowi menukil cerita film “Avengers: Infinity War”, di mana sosok bernama Thanos mengancam memusnahkan setengah populasi bumi.
Kepala Negara pun mengibaratkan dirinya sebagai salah satu anggota Avengers. Jokowi bilang, bersama rekan-rekannya, ia siap mencegah tindakan jahat Thanos.
Baca juga: Gibran Kerap Singgung Tom Lembong Saat Debat, Anies: Dulu Penulis Pidato Jokowi
"Kondisi perekonomian dunia saat ini digambarkan seperti dalam film Avengers: Infinity War. Perang yang tak terbatas. Sosok bernama Thanos mengancam memusnahkan setengah populasi bumi, karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas," kata Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Presiden.
Menurut Jokowi, sumber daya untuk umat manusia sebenarnya tidak terbatas. Perkembangan teknologi misalnya, telah menghasilkan peningkatan efisiensi, memberi kemampuan untuk memperbanyak sumber daya lebih banyak dari sebelumnya.
“Penelitian ilmiah membuktikan, ekonomi kita sekarang lebih ‘ringan’ dalam hal berat fisik dan volume fisik. Dalam 12 tahun terakhir, total berat dan volume televisi, kamera, pemutar music, buku, surat kabar, dan majalah telah tergantikan oleh ringannya ponsel pintar dan tablet,” ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun memberikan contoh bagaimana pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang besar dan berat, sudah mulai diganti oleh panel surya yang tipis dan ringan.
Di depan sejumlah pimpinan negara yang hadir, Jokowi juga menyebut bahwa sudah saatnya peningkatan ekonomi didorong bukan lagi dari sumber daya alam, melainkan sumber daya manusia yang tidak terbatas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.