LAMPUNG SELATAN, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyindir kondisi jalan di provinsi Lampung yang rusak saat berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlotussolihin, Lampung Selatan, Senin (22/1/2024).
Saat berpidato di hadapan warga, Ganjar menyebutkan bahwa mobil yang ditumpanginya tidak bisa melaju cepat ke ponpes tersebut karena jalan yang rusak.
"Tadi saya lihat, jalan dari sana sampai sini, kenapa enggak bisa ngebut, jalannya rusak," kata Ganjar, Senin siang.
Ucapan Ganjar itu disambut oleh sorakan dan tepuk tangan dari masyarakat yang menyimak pidatonya.
Baca juga: Di Tengah Kampanye, Ganjar Pranowo Pesan soal Pernikahan Dini
"Ibu Bapak ini aneh ini. Jalan rusak malah tepuk tangan," sahut Ganjar.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, ruas jalan menuju Ponpes Roudlotussolihin memang rusak parah, banyak lubang berukuran lebar yang menganga di sepanjang jalan.
Akibatnya, kendaraan yang melintas harus berbelok-belok demi menghindari lubang dan guncangan pun kerap terjadi ketika lubang tak bisa dihindari.
Ganjar lalu bercerita soal pengalamannya memperbaiki jalan-jalan rusak di Jawa Tengah saat ia menjabat sebagai gubernur provinsi tersebut.
Baca juga: Respons Gimik Gibran di Debat Cawapres, Ganjar: Publik Akan Menilai
Ia mengaku menaikkan anggaran infrastruktur hingga 300 persen dengan mengorbankan biaya yang dapat menjadi fasilitias untuknya.
"2013 saya jadi gubernur, program saya yang pertama saat itu adalah infrastruktur, anggaran kita naikkan 300 persen. Siapa yang harus hemat? Pemimpinnya yang harus hemat, bukan rakyatnya," kata dia.
Ganjar mengatakan, ketika itu ia ditawari untuk melakukan pengadaan mobil dinas untuk gubernur, wakil gubernur, dan sekretaris daerah Jawa Tengah.
Awalnya, Ganjar menolak pengadaan itu karena merasa kendaraan dinasnya masih layak untuk digunakan.
Namun, anak buah Ganjar bersikukuh bahwa mobil dinas itu harus diganti sesuai dengan peraturan yang ada.
Baca juga: Ganjar Sakit Perut Lewati Jalan Rusak di Lampung Selatan
Politikus PDI-P itu lalu dilaporkan bahwa anggaran yang disediakan mencapai Rp 6 miliar atau sekitar Rp 1,5 miliar per unit tapi ia menilai uang tersebut semestinya bisa digunakan untuk kepentingan rakyat.
"Pak, saya lewat jalan-jalan itu rusak, di desa-desa jalan rusak, masyarakat marah, masyarakat protes, apa iya kita tega membeli mobil bagus?" ujar Ganjar.