Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa dari Kampung Rufei Papua, Kehidupan Layak Siapapun Presidennya...

Kompas.com - 18/01/2024, 21:11 WIB
Singgih Wiryono,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Kampung ini berada di dekat pesisir, sehingga rawa air payau itu tak bisa dijadikan harapan untuk diolah menjadi bersih. Lagipula, pembuangan air limbah sudah bercampur di rawa tersebut.

Baca juga: Derita Korban Gusuran JIS Sakit-sakitan Tinggal di Tenda...

Penampungan air bersih terlihat berada di dekat akses jalan masuk kampung, di tempat itu warga menampung air menggunakan jerigen dan membawa ke dapur mereka.

Ironi warga kampung yang dulunya memiliki rumahnya sendiri ini tak jauh dari pusat kota Sorong, Papua Barat Daya. Kampung ini hanya berjarak 9 kilometer dari Bandara Domine Eduard Osok.

"Kami tinggal di satu rumah itu tiga keluarga, empat keluarga," kata Keturamudai yang kami sapa Mama itu.

Profesinya sebagai pedagang di pasar tak bisa memberikan harapan banyak untuk mengubah nasib keluarga besarnya.

Selama 21 tahun mereka menjalani kehidupan seperti pengungsi ini, padahal mereka sedang berada di Indonesia, di negara yang menyebut mereka sebagai warga negara.

Sulit mengubah nasib, pendidikan mahal

Harapan untuk mengubah nasib kampung yang tak layak huni itu pun sulit dilakukan karena pendidikan yang mahal di tempat itu.

Keturamudai bilang, anaknya yang semangat sekolah harus berhenti karena masalah biaya.

Padahal anaknya tersebut sudah berada di bangku kelas 12 Sekolah Menengah Atas (SMA).

Baca juga: Nelangsa Warga Tambora: Terpaksa Beli Air Jeriken karena Krisis Air Bersih, tapi Tetap Bayar Tagihan PAM Setiap Bulan

Menjelang ujian sekolah, Keturamudai bingung karena pihak sekolah menagih biaya ujian sebesar Rp 1,5 juta.

"Biaya sekolah mahal, saya punya anak su kelas tiga putus (sekolah) karena tidak mampu bayar. Uang ujian saja Rp 1.500.000. SMA kelas tiga, harus putus (sekolah). Saya bilang, biar sudah, mungkin ke depannya kita pilih baik," imbuh dia.

Sebab itu, harapannya di tahun pemilu ini, siapapun yang akan terpilih bisa mengubah nasib mereka untuk tinggal lebih layak.

"Kami ingin punya rumah, bantuan rumah. Kami ingin ada harapan, kami tidak kecewa lagi," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Nasional
Pakar: PDN Selevel Amazon, Tapi Pengamanannya Selevel Warnet

Pakar: PDN Selevel Amazon, Tapi Pengamanannya Selevel Warnet

Nasional
Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Nasional
Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada 'Back Up', Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada "Back Up", Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Nasional
Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Nasional
“Saya kan Menteri...”

“Saya kan Menteri...”

Nasional
Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Nasional
Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Nasional
Zulhas Ngaku Sudah Serap Ilmu Jokowi, Targetkan PAN Minimal Posisi 4 di Pemilu 2029

Zulhas Ngaku Sudah Serap Ilmu Jokowi, Targetkan PAN Minimal Posisi 4 di Pemilu 2029

Nasional
Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Nasional
Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Nasional
Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Nasional
Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com