Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Masa Iya Jokowi Jadi "Jubir" Prabowo?

Kompas.com - 13/01/2024, 09:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Situasi sudah berkembang demikian jauh-rusak, dan siapapun harus tahu, apalagi seorang RI 1, bahwa komunikasi publik itu sulit ditarik kembali, sangat alot dipulihkan!

Cawe-cawe

Pernyataan Jokowi akan cawe-cawe Pilpres, kian hari kian menebal saja dalam praktik yg tidak/kurang baik. Paling kerasnya tentu saja adalah saat sang anak, Gibran, bisa masuk gelanggang Pilpres berkat ketok palu sang adik ipar.

Mahkamah Kehormatan MK kemudian menyebut keputusan itu buah intervensi. Walau tak sebut siapa yang intervensi, hampir tak mungkin yang intervensi Ketua MK adalah seorang kepala desa, bukan?

Ini seolah tak ada suri tauladan dari Presiden RI sebelumnya di era modern. Jika Soeharto tak bisa jadi contoh, penulis kira Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tak meninggalkan titisan trah apapun kecuali warisan inklusivitas yang bergema sampai sekarang.

Megawati Soekarnoputri tidak memopulerkan amat keras kedua anaknya, Puan Maharani atau Prananda Prabowo, saat menuntaskan periode dengan Gus Dur kala itu.

BJ Habibie setali tiga uang, tak satupun upaya simpan putranya, Ilham Habibie, di periode lanjutannya.

Begitu pula Susilo Bambang Yudhoyono tidak mengorbit putranya, Agus Harimurti Yudhoyono, yang sedang menanjak dinas militer-nya, sama seperti dia tidak berusaha keras membuat besannya, Hatta Rajasa, untuk menang di Pemilu 2014.

Selayaknya seorang pemimpin publik tahu, mulai dari Kades apalagi Presiden RI, saat dia mentas, saat itu pula dia jadi ayah semua anaknya. Baik anak yang penurut, cuek, sedang-sedang, jujur, hingga yang bandel-bandel.

Tiadalah mungkin dalam satu keluarga super besar bernama NKRI, sang ayah menerima semua anaknya baik, jujur, dan penurut. Maka, kebijaksanaan dan kesabaran ekstra, sampai-sampai Iwan Fals sebut "Manusia Setengah Dewa", harus dimiliki seorang presiden.

Konsekuensinya, terutama saat jelang akhir jabatan, tak patut kemudian memaksakan keinginan ada penerus yang tak jauh-jauh. Ini berarti tingkat kebijaksaannya belum paripurna; Dia belum selesai dengan dirinya sendiri.

Singkat kata, secara komunikasi publik, sang ayah pantang perlihatkan istimewakan salah satu anak, apalagi menghukum sang anak depan khalayak (pasti akan dendam berat).

Pepatah bijak mengatakan: Satu saja anak diemaskan, maka .... akan lahir seribu anak tiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com