JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pernyataan umpatan disampaikan calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto saat berkampanye di hadapan pendukungnya, yang diduga diarahkan kepada rivalnya, dinilai menjadi wujud kegagalan komunikasi politik sang kandidat.
"Ini berarti kan gagal komunikasi politik Pak Prabowo. Seharusnya dia bisa membalas waktu debat kan, tapi sayangnya kalimat-kalimat itu dia sampaikan ke pengikutnya sendiri," kata pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia Prof. Hamdi Muluk, saat dihubungi pada Jumat (12/1/2024).
Menurut Hamdi, umpatan yang disampaikan oleh Prabowo dalam kampanye terbuka akhirnya berdampak kurang baik terhadap upaya pencitraannya dalam Pilpres.
Akan tetapi, Hamdi juga mengingatkan dampak debat terhadap persepsi politik masyarakat sebagai calon pemilih juga memiliki kadar berbeda-beda kepada setiap golongan.
Baca juga: Prabowo: Saya dari Dulu Tidak Percaya dengan Kapitalisme Neoliberal
"Ya memang jadi blunder, negatif. (Elektabilitas) Bisa tergerus? Pasti. Walaupun kita bisa lihat efek debat baik di negara-negara maju sekalipun itu efek debat sulit membuat masyarakat berubah pilihan," ucap Hamdi.
Di sisi lain, Hamdi menyoroti sikap Prabowo itu sebagai salah satu kelemahan dalam kampanye.
Sebab menurut dia, jika Prabowo bisa menjawab pernyataan para rivalnya, yakni capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, dalam ajang debat maka hasilnya akan berdampak positif.
"Ini kan masih terlihat emosional. Itu bisa jadi dia (Prabowo) juga kesal," ucap Hamdi.
Baca juga: Bahas soal Kesetiaan, Prabowo: Manusia Dikasih Kebaikan, Dibalas Kedengkian
"Seharusnya waktu debat Pak Prabowo jelaskan saja soal apa itu HGU terkait kepemilikan lahannya. Karena masyarakat awam juga buta soal HGU. Paling makan waktu 10-20 detik menjelaskan itu di dalam debat. Dan itu bisa elegan kan," papar Hamdi.
Sebelumnya diberitakan, dalam beberapa kali kesempatan kampanye terbuka, terutama selepas menjalani debat Pilpres 2024, Prabowo yang masih menjabat Menteri Pertahanan itu beberapa melontarkan pernyataan kontroversial.
Misalnya pernyataan Prabowo selepas debat perdana Pilpres 2024 pada 12 Desembar 2023.
Dalam debat itu capres nomor urut 1 Anies Baswedan sempat melontarkan pertanyaan tentang perasaan Prabowo yang bisa berpasangan dengan Gibran dengan landasan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat batas usia capres-cawapres yang kontroversial dan melanggar kode etik.
Baca juga: Respons Bawaslu soal Umpatan Prabowo
Apalagi pengambil keputusannya yakni Hakim Konstitusi Anwar Usman, yang juga merupakan paman Gibran sekaligus adik ipar Presiden Joko Widodo, dinyatakan melakukan pelanggaran etik berat terkait keputusan itu.
Prabowo kemudian, tanpa menyebut nama, memberikan tanggapan atas pertanyaan Anies dalam debat pertama Pilpres dalam sebuah forum internal Partai Gerindra. Peristiwa yang direkam itu kemudian beredar di media sosial.
"Bagaimana perasaan Mas Prabowo soal etik? Etik, etik, etik. Ndasmu etik (etik kepalamu)," kata Prabowo dalam acara 'Konsolidasi Nasional Partai Gerindra' di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Jumat (15/12/2023), seperti dalam video viral tersebut.
Kemudian pekan ini Prabowo kembali menyampaikan pernyataan kontroversial selepas debat ketiga Pilpres.
Baca juga: TKN Prabowo-Gibran Sebut Isu Pilpres 1 Putaran Justru Pertama Kali Dilontarkan Kubu Ganjar dan Anies
Kata-kata "goblok" dan "tolol" meluncur dari lisan Prabowo saat berkampanye di Pekanbaru, Riau, pada Selasa (9/1/2024).
"Saudara-saudara ada pula yang nyinggung-nyinggung punya tanah berapa, punya tanah ini, dia pinter atau goblok, sih?" ujar Prabowo.
Prabowo juga menilai soal kepemilikan tanah seharusnya tidak perlu dijadikan bahan argumentasi dalam debat capres.
"Enggak usah di bawa-bawa debat, lah. Anda hanya memperlihatkan ketololan Anda," ucap Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.