Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN Prabowo-Gibran Sebut Isu Pilpres 1 Putaran Justru Pertama Kali Dilontarkan Kubu Ganjar dan Anies

Kompas.com - 12/01/2024, 10:00 WIB
Irfan Kamil,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengatakan, isu pemilhan presiden (pilpres) 1 putaran pertama kali disampaikan oleh Arsjad Rasjid dan Anies Baswedan.

Diketahui, Arsjad merupakan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Sementara, Anies Baswedan merupakan calon presiden (capres) nomor urut 1.

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman mengeklaim, pihaknya melalui calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming paling terakhir menyampaikan isu pilpres 1 putaran.

"Saya mencatat benar yang pertama menyampaikan satu putaran itu justru Pak Arsyad Rasyid, lalu ada Pak Anies, baru belakangan Mas Gibran," kata Habiburokhman dalam acara Satu Meja, Kompas TV, Kamis (11/1/2024).

Baca juga: TKN Yakin Khofifah Bakal Memperkuat Peluang Prabowo-Gibran Menang Pilpres Satu Putaran

Kendati demikian, Politikus Partai Gerindra itu menilai, tidak ada yang salah dengan isu 1 putaran yang digulirkan oleh masing-masing kubu kandidat capres.

Menurut dia, dalam Undang-Undang Pemilihan Umum (UU Pemilu) dimungkinkan Pilpres digelar secara satu putaran jika salah satu kandidat mendapatkan 50 persen lebih suara.

"Jadi, satu putaran dua putaran adalah hal yang sama-sama kontitusional tidak ada nilai jelek di satu putaran atau dua putaran, konteks moralnya enggak ada," ucap Habiburokhman.

Baca juga: Gencar Lakukan Serangan Udara dan Darat, Gibran Optimistis Menang Satu Putaran

Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini pun memandang banyak hal positif yang akan didapatkan jika Pilpres berlangsung 1 putaran. Misalnya, negara bisa menghemat sekitar Rp 17 triliun.

Selain itu, berbagai sektor pemerintahan dan bisnis juga bisa langsung bergerak secara leluasa setelah Pilpres selesai.


"Siapa yang enggak ingin satu putaran? Karena tentu bukan hanya nilai Rp 17 triliun tapi banyak hal lain yang menurut saya bisa lebih bermanfaat kalau sekali selesai bisa 50 persen lebih, siapapun yang menang," kata Habiburokhman.

"Kemudian juga di sektor bisnis, teman-teman yang wait and see dan sebagainya segera ada kepastian bisa perencanaan bisnisnya ini tentu efek dominonya panjang sekali," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com