JAKARTA, KOMPAS.com - Rudal hipersonik sempat disinggung oleh calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam debat ketiga Pilpres 2024, yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Menurut Ganjar, Indonesia di masa mendatang perlu melakukan penataan gelar pasukan karena Ibu Kota Nusantara (IKN) jadi pusat baru untuk mengantisipasi konflik global.
Selain itu, kata Ganjar, Indonesia perlu mempunyai senjata taktis seperti misil hipersonik buat mengantisipasi peperangan jika pecah konflik terbuka antara China dan Amerika Serikat.
"Untuk itulah dengan teknologi sakti, rudal hipersonik, senjata otonomi itu bisa dilakukan kalau anggaran Kemenhan, satu atau dua persen dari PDB," kata Ganjar.
Baca juga: Kala Ganjar Singgung Rudal Hipersonik dalam Debat Capres...
Saat ini TNI memang memiliki senjata berupa misil yang dioperasikan oleh TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. Namun, TNI belum mempunyai persenjataan rudal hipersonik.
Di sisi lain, rudal hipersonik adalah salah satu senjata strategis selain misil balistik yang diriset cukup lama dan menelan biaya tinggi dalam pembuatannya.
Rudal hipersonik dirancang mampu menjelajah sampai 5 kali kecepatan suara dan menempuh jarak jauh, bisa mengubah arah buat menghindari misil sistem antiserangan udara, lalu menghantam sasaran yang sudah ditentukan.
Baca juga: Minta Format Debat Pilpres Diperbaiki, Jokowi: Saling Serang Enggak Apa-apa, tapi Soal Kebijakan
Senjata itu bisa diluncurkan dari darat, kapal perang permukaan, dan pesawat pengebom atau jet tempur.
Saat ini hanya segelintir negara yang mempunyai rudal hipersonik. Mereka adalah China (YJ-21 dan DZ-ZF), India (BrahMos-II, Shaurya), Iran (Fattah-1), Rusia (Avangard,
Kh-47M2 Kinzhal, 3M22 Zircon, R-37), dan Amerika Serikat (Boeing X-51 Waverider, Long-Range Hypersonic Weapon, dan OpFires).
Berikut ini deretan rudal yang dioperasikan oleh TNI.
1. Petir V-101
Rudal Petir V-101 adalah misil jelajah permukaan ke permukaan (surface to surface) yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan yang menggandeng PT Sari Bahari.
Rudah Petir V-101 memiliki kecepatan sampai 260 kilometer per jam. Misil itu juga mampu membawa hulu ledak seberat 10 kilogram, dengan spesifikasi berat total 20 kilogram, panjang 1.85 meter, dan lebar sayap 1,55 meter.
Petir V-101 dirancang sebagai rudal permukaan ke permukaan berkemampuan balistik.
Baca juga: Hasto Kristiyanto Desak Prabowo Minta Maaf karena Sebut Bung Karno Pakai Alutsista Bekas
Rudal itu dirancang dapat dikendalikan menuju ke target tertentu yang tidak bergerak.
Misil itu memiliki kemampuan terbang pada ketinggian 20 meter, mampu melintasi kontur sehingga meminimalkan untuk terbaca oleh radar dan menghindari frekuensi yang berubah-ubah, serta mereduksi risiko sinyal diacak (jamming).
2. Mistral
Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD mengoperasikan rudal antiserangan udara Mistral Atlas (Advance Twin Launcher Anti-Airstrike) buatan Perancis.
Rudal itu bisa dioperasikan pada peluncur statis yang dipasang pada lokasi tertentu, atau diintegrasikan dengan kendaraan tempur.
Rudal Mistral dilengkapi kemampuan thermal sight (pelacak panas), dapat dioperasikan secara manual, terintegrasi dan dapat diawaki oleh lima orang dengan fitur deteksi lawan atau kawan (IFF/Identification Friend or Foe).
Senjata itu dapat menghancurkan sasaran hingga jarak 6.000 meter, sementara ketinggian luncur maksimumnya mencapai 3.000 meter, dengan kecepatan 2,8 mach atau melebihi kecepatan suara.
Baca juga: Tanggapi Undangan Prabowo Bahas Alutsista, Anies: Harus di Forum Terbuka
Rudal itu juga memiliki tingkat akurasi di atas 95 persen. Selain itu, rudal Mistral menggunakan sistem penembakan tanpa dipandu (fire and forget) dengan hulu ledak Proximity Fuse.
3. Starstreak
TNI juga mengoperasikan rudal Starstreak buatan Inggris untuk pertahanan udara juga yang bisa mencapai 3 kali kecepatan suara (Mach 3).
Daya jelajah rudal itu bisa mencapai 7 kilometer dengan jangkauan radar sampai 250 kilometer.
Sebagian pembuatan rudal itu melibatkan PT Len Industri di Len Technopark, Subang, guna memenuhi nilai Imbal Dagang, Kandungan Lokal, dan Offset (IDKLO) keterlibatan perusahaan lokal setiap pengadaan alutsista dari luar negeri.
4. Yakhont P 800/P-800 Oniks
Rudal Yakhont P 800/P-800 Oniks dioperasikan oleh TNI AL untuk misi antikapal permukaan.
Senjata itu memiliki berat 3.000 kilogram dengan kecepatan sampai Mach 2,5.
Daya jelajahnya antara 120 sampai 300 kilometer, dan mampu terbang pada ketinggian 5 meter atau lebih.
Baca juga: Profil PT TIM, Perusahaan Orang Dalam yang Disebut Anies Terkait Pengadaan Alutsista di Kemenhan
5. Exocet MM40 Block 3
TNI AL juga mengoperasikan rudal antikapal Exocet MM40 Block 3 buatan Perancis.
Rudal itu adalah pengembangan dari variasi sebelumnya yakni Block 2. Senjata itu diluncurkan dari kapal perang permukaan.
Keunggulannya adalah daya jangkau sasaran mencapai 180 sampai 200 kilometer. Rudal itu memiliki kecepatan subsonic mencapai Mach 0,93, dan sanggup bermanuver sampai 10 kali gaya gravitasi (G).
Baca juga: Anies Sentil Prabowo Soal ‘Orang Dalam’ Saat Pengadaan Alutsista dan Cawapres Pelanggar Etik
6. AGM-65K2
Rudal itu merupakan senjata yang dipasang pada jet tempur TNI AU yang dibuat Raytheon Corporation, Amerika Serikat, untuk misi serangan udara ke darat (air to ground/AGM).
Rudal itu memiliki panjang 2,49 meter dengan diameter 300 milimeter, dengan berat 360 kilogram.
Misil itu bisa mencapai kecepatan 1.150 km/jam atau Mach 1,1.
Rudal ini dipasang buat jet tempur F-16 di Skadron Udara 3 dan 24 unit F-16 C/D Block 52ID di Skadron Udara 16.
Baca juga: Anies Sebut Belanja Alutsista Jangan Berdasarkan Selera, tapi Kebutuhan Masa Depan
7. Kh-59ME
Kh-59ME adalah rudal yang dioperasikan TNI AU dan dipasangkan pada jet tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 MK2.
Misil itu memiliki berat 930 kilogram, dilengkapi dengan pemandu inersia dan TV guidance (pemandu TV), serupa dengan rudal Kh-29TE.
Rudal itu ditenagai oleh roket 2 bagian dan mesin turbofan eksternal, dan mampu terbang sejauh 115 kilometer serta mencapai kecepatan Mach 0,72 sampai 0,88.
Baca juga: Anies Singgung Anggaran Kemenhan Tembus Rp 700 T, tapi Beli Alutsista Bekas
8. R-73
Rudal buatan Rusia itu khusus dipasangkan di jet tempur dan bertindak untuk serangan udara ke udara (air to air).
Kemampuan misil itu kerap disamakan dengan rudal Sidewinder buatan Amerika Serikat.
Rudal R-73 itu memiliki kecepatan Mach 2,5, panjang 2,9 meter, berat 10 kilogram dan memiliki jangkauan maksimal 40 kilometer.
Baca juga: Prabowo Ajak Anies Bicara Baik-baik soal Pembelian Alutsista Bekas
9. Javelin
TNI AD mengoperasikan rudal FGM-148 Javelin buatan Raytheon dan Lockheed Martin, Amerika Serikat untuk misi prajurit infanteri melawan kendaraan lapis baja atau tank.
Javelin adalah senjata anti-tank guided missile (ATGM) dengan sistem Fire and Forget, yakni setelah ditembakkan rudal bisa mencari sasarannya sendiri tanpa dipandu oleh si penembak.
Rudal itu diberikan kepada satuan infanteri dan digunakan dengan cara dipanggul.
Javelin mempunyai jarak tembak maksimum 4.500 meter dan jarak tembak efektif 2.000 meter.
Kecepatan Javelin menuju sasaran statis atau bergerak dengan kecepatan 540 km/jam. Rudal itu memiliki hulu ledak tipe berdaya ledak tinggi atau HEAT (High Explosive Anti Tank).
Baca juga: Hasto Kristiyanto Desak Prabowo Minta Maaf karena Sebut Bung Karno Pakai Alutsista Bekas
10. RBS 70
TNI AD juga mengoperasikan rudal darat ke udara (surface to air) RBS 70 buatan Swedia.
Rudal itu memiliki spesifikasi berat 15 kilogram, panjang 1,32 meter, berdiameter 106 mm, dan hulu ledak seberat 1,1 kilogram.
Senjata itu mampu mencapai kecepatan Mach 2, dengan jangkauan jarak menuju sasaran sejauh 250 meter sampai 8 kilometer.
Baca juga: CEK FAKTA: Prabowo Sebut Soekarno Gunakan Alutsista Bekas Saat Pembebasan Irian Barat
11. AGM-114 Hellfire
TNI AD mempunyai rudal AGM-114 Hellfire buatan Amerika Serikat untuk operasi serangan udara ke permukaan.
Rudal canggih itu dibawa menggunakan helikopter tempur Boeing AH-64 Apache.
Misil itu dilengkapi dengan sensor pandu laser semi-aktif dan radar gelombang milimeter.
Jarak jelajahnya antara 0,5 kilometer sampai 11 kilometer, dan mampu terbang dengan kecepatan sampai Mach 1,6 menuju sasaran.
Baca juga: CEK FAKTA: Ganjar Singgung soal Alutsista yang Pernah Ditolak Era Menhan Juwono Sudarsono
12. 9M120 Ataka dan 9K114 Shturm
TNI AD mengoperasikan rudal 9M120 Ataka dan 9K114 Shturm buatan Rusia. Misil itu digunakan untuk operasi anti tank atau kendaraan lapis baja dan ditembakkan dari helikopter tempur Mil Mi-35P.
13. 9K38 Igla dan Grom
TNI AD juga membekali prajurit infateri dengan rudal panggul untuk pertahanan udara (MANPADS) 9K38 Igla buatan Rusia dan Grom buatan Polandia.
Rudal itu bisa digunakan pasukan infanteri melawan helikopter serang sampai jet tempur tipe tertentu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.