Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Sebut Belanja Alutsista Jangan Berdasarkan Selera, tapi Kebutuhan Masa Depan

Kompas.com - 07/01/2024, 21:52 WIB
Irfan Kamil,
Tatang Guritno,
Achmad Nasrudin Yahya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyebut belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista) sudah seharusnya jangan berdasarkan selera.

Menurutnya, belanja alutsista juga tidak melulu berdasarkan prevelensi masa lalu, tetapi harus merepresentasikan dalam menghadapi ancaman masa depan.

"Jadi bukan memutuskan untuk belanja alutsista berdasarkan selera, dan berdasarkan prevelensi masa lalu, tapi justru harus mencerminkan kebutuhan masa depan, inilah yang menurut kami penting," kata Anies dalam debat ketiga pemilihan presdien (pilpres) 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).

Baca juga: Sebut Anies Menyesatkan, Prabowo: Anda Tidak Pantas Bicara soal Etik!

Anies menegaskan bahwa anggaran pertahanan memang perlu ditingkatkan. Namun, hal ini jangan sampai keliru karena ancaman keamanan nasional juga mengalami pergeseran.

Oleh karena itu, dalam pengadaan alutsista perlu adanya strategi supaya kekuatan pertahanan negara berjalan optimal.

"Ya anggarannya perlu kita tingkatkan, tapi jangan keliru, ancamannya juga mengalami pergeseran. Jadi itulah sebabnya mengapa kita melihat perlunya ada strategi yang baik supaya apa? Supaya kekuatan yang kita miliki supaya bekerja dengan optimal, tidak sia-sia," tegas Anies.

Baca juga: Ditanya Anies, Ganjar Beri Skor 5 untuk Bidang Pertahanan Indonesia Pimpinan Prabowo

Selain itu, Anies menilai bahwa Indonesia memerlukan pertahanan yang sesuai dengan ancaman nyata yang ada di depan mata.

Dalam konteks ini, Anies menyebut ancaman tersebut tidak hanya dirasakan oleh prajurit yang bertugas di daerah perbatasan teritorial.

Tetapi, lanjut dia, masyarakat secara umum juga dihadapi ancaman dengan maraknya praktik judi online hingga peretasan.

"Ancaman ini dirasakan oleh siapa? dirasakan bukan saja di batas-batas teritorial, tapi juga di keluarga, bagaimana ancaman atas penipuan online, bagaimana ancaman atas peretasan, bagiamana ancaman atas judi online, bagaimana ancaman terorisme, itu semua membutuhkan perhatian," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com