ACEH, KOMPAS.com - Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta (Pemilih Muda) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Arief Rosyid merespons Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang menyebut Gibran meniru strategi Joko Widodo (Jokowi) ketika debat.
Arief mengatakan, kubu Ganjar hanya mencari-cari alasan dengan melempar tudingan seperti itu.
“Sebagai orang muda, kami bangga melihat aksi Mas Gibran yang sangat luar biasa saat debat cawapres. Namun, seperti yang seringkali terjadi, pihak yang kalah justru mencari-cari alasan untuk menjustifikasi kekalahannya," ujar Arief saat dimintai konfirmasi, Selasa (26/12/2023).
Baca juga: Respons Taktik Gibran Pakai Istilah Asing saat Debat, Mahfud: Saya Bisa Cari 1000 Istilah Sulit
Arief menjelaskan, pihaknya menyadari bahwa dalam kontestasi Pilpres 2024, harus ada strategi yang dilakukan setiap paslon.
Jadi, kata dia, wajar apabila semua pihak memiliki strategi saat debat cawapres.
Menurut dia, isu carbon capture and storage (CCS) serta state of global islamic economy (SGIE) adalah isu ekonomi yang menyimpan potensi besar.
"Terdapat potensi ekonomi karbon yang mencapai Rp 8.000 triliun dan potensi ekonomi syariah diprediksi mencapai Rp 4.000 triliun," tutur Arief.
"Sehingga kalau cawapresnya tak mengerti, bagaimana bisa mewujudkan Indonesia menjadi negara maju," sambung dia.
Baca juga: Menikmati Gibran sebagai Kuda Troya Dalam Debat Cawapres 2024
Arief menilai, Gibran merupakan lokomotif dari gerbong besar generasi muda.
Sebab, Gibran memiliki pikiran dan tindakan yang di luar kebiasaan atau out of the box.
"Sehingga ini menjadi sesuatu yang harus kita perjuangkan bersama," imbuh dia.
Sebelumnya, Sekretaris TPN Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, Hasto Kristiyanto menilai, Gibran Rakabuming meniru strategi sang ayah, Jokowi, karena memberikan pertanyaan jebakan di debat cawapres.
Dalam debat cawapres yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Jumat (22/12/2023), Gibran bertanya soal SGIE kepada cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar.
Baca juga: Gibran: Anak Muda Diremehkan Biasa, Tinggal Tunggu Waktu untuk Pembuktian
Sedangkan kepada cawapres nomor urut 2, Mahfud MD, Gibran bertanya terkait cara membuat regulasi CCS.
"Ini kan suatu pengulangan dari apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi pada tahun 2014 ke Pak Prabowo dan Hatta," kata Hasto usai debat cawapres.
Menurut Hasto, pertanyaan-pertanyaan jebakan itu semestinya tidak ditanyakan dalam forum debat.
Ia menilai, seharusnya Gibran dapat menjelaskan singkatan atau istilah tertentu kepada kandidat lain.
"Karena tujuan kita adalah untuk mencapai suatu gagasan yang terbaik dari para calon wakil presiden sebagai pendamping presiden di dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, politik, anggaran, digitalisasi dan sebagainya," ujar Hasto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.